Menurut Agus Sunyoto (2008, h. 109) riset sumber daya manusia adalah penelitian sistematik sumber daya manusia sebuah perusahaan untuk tujuan memaksimalkan pencapaian tujuan organisasional dan pribadi
Penerapan riset sumber daya manusia adalah banyak
sekali dalam meningkatkan dengan cepat. Keuntungan riset dari SDM yang sehat
juga banyak. Manajemen telah mulai menyadari signifikan dari komponen SDM terhadap
kemampuan subuah organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Manajemen yang Efektif
Hukum, peraturan pemerintah, dan keputusan-keputusan
pengadilan telah mempertanyakan praktik MSDM di masa silam. Sekarang ini
manajer mesti mampu membuktikan bahwa keputusan-keputusan kepegawaian mereka
didasarkan pada persyaratan yang valid.
Alasan lain meningkatnya kebutuhan akan riset sumber
daya manusia bertalian dengan perubahan yang cepat dalam komposisi tenaga keja.
Riset dibutuhkan bagaimana tujuan-tujuan anggota tenaga kerja yang baru dapat
diintegrasikan dengan tenaga kerja lainnya dalam organisasi.
Bentuk pekerjaan itu sendiri telah pula berubah dengan
cepat. Hal ini telah menyebabkan perusahaan untuk secara berkesinambungan
berjuang memuktahirkan tenaga kerja. salah satu tugas manajemen adalah membuat
karyawan menerima perubahan teknologi. Penggunaan robot dalam pabrik perakitan
otomotif telah menciptakan kebutuhan akan pelatihan ulang (retraining). Tidaklah mudah bagi orang-orang untuk menerima
kenyataan bahwa keahlian mereka tidak lagi dibutuhkan dan mereka haruslah
mempelajari keahlian-keahlian baru. Riset dapat menunjukan cara-cara dalam mana
orang-orang menerima perubahan-perubahan secara lebih cepat dan dalam demikian
tetap menjadi anggota organisasi yang produktif.
Perencanaan, Rekrutmen, dan Seleksi
SDM
Rencana-rencana mestilah disusun untuk merekrut,
menyeleksi dan menahan karyawan yang produktif. Setiap organisasi memiliki kepribadian
yang berbeda seperti halnya seorang individu. Oleh karena itu, organisasi harus
mencoba untuk mencari kecocokan
kebutuhan-kebutuhan mereka dan kebutuhan karyawan. Riset membantu menjelaskan
mengapa seseorang bisa sukses di suatu perusahaan tapi gagal di perusahaan yang
lain, meskipun pekerjaannya serupa.
Riset rekrutmen diarahkan pada penentuan bagaimana
individu-individu dengan potensi tinggi dapat didorong untuk melamar pekerjaan.
Perusahaan perlu menentukan sumber yang paling mungkin menyediakan kandidat
yang berkualitas untuk pekerjaan-pekerjaan mereka. Hanya sedikit gunanya
mengetahui kualitas-kualitas yang harus dimiliki oleh calon karyawan dan tidak
mengetahui di mana dan bagaimana merekrut mereka.
Tujuan riset seleksi sumber daya manusia menentukan
calon karyawan dengan potensi paling besar untuk sukses. Definisi karyawan yang
sukses berbeda dari satu organisasi yang lain. Riset-riset ini sering mencoba
untuk menentukan faktor-faktor (seperti latar belakang, pengalaman, pendidikan,
dan nilai tes) yang dapat digunakan untuk membedakan pelamar yang sukses dari
yang kurang sukses.
Pengembangan SDM
Riset juga penting dalam bidang pengembangan SDM. Penelitian dapat menetukan karyawan yang dapat
memanfaatkan pelatihan. Sebagai contoh, tingkat kesalahan yang
tinggi yang dihubungkan dengan karyawan tertentu dapat menunjukan kebutuhan
untuk pelatihan tambahan.
Riset dalam
program pelatihan mungkin dibutuhkan: apakah karyawan dipersiapkan dengan lebih
baik untuk melakukan pekerjaan mereka setelah pelatihan, atau apakah pelatihan
merupakan suatu pelaksanaan yang sia-sia? Pelatihan dan pengembangan adalah
mahal dan biaya-biayanya mestilah diberikan pembenaran.
Pendekatan
Riset Audit SDM
Menurut Veithzal
Rivai (2008, h. 570) riset juga digunakan untuk mengaudit kegiatan SDM. Riset
ini diarahkan untuk meningkatkan kinerja dari departemen tersebut. Beberapa
alat pengumpul data dapat membantu dalam menghimpun data mengenai aktivitas SDM
sebuah perusahaan. Setiap alat menyajikan pandangan yang berbeda mengenai
aktivitas suatu perusahaan. Adapun alat-alat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Interview atau Wawancara
Wawancara terhadap
karyawan dan manajer memberikan auditor alat yang sangat kuat untuk
mengumpulkan informasi tentang kegiatan SDM dan mengidentifikasi bidang-bidang
yang membutuhakan perbaikan. Contohnya, ketika ada masalah pergantian karyawan
katakanlah pada departemen loan officer
di identifikasikan, kepada divisi SDM dan seorang konsultan mengadakan
wawancara dengan manajer yang terkait untuk mempelajari masalah tersebut. Di
sini kritik dan sasaran yang didapat dari wawancara dapat membantu menunjukan
dengan tepat persepsi dan penyebab yang dapat menyusun dasar bagi
tindakan-tindakan ke departemen tersebut. Demikian pula sasaran dari
manajer-manajer lain dapat mengungkap cara untuk memberikan mereka pelayanan
yang lebih baik. Ketika kritikan tersebut dinyatakan cukup valid, maka
perubahan harus segera dilakukan. Melalui wawancara langsung dapat pula
dilakukan dengan mempersilahkan karyawan mengungkapkan pandangan-pandangan
mereka tentang pekerjaan dan perusahaannya, dengan menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh auditor.
2. Informasi eksternal
Informasi sebagai alat
utama auditor. Perbandingan dari luar memberikan auditor suatu perspektif dalam
menghadapi kegiatan-kegiatan perusahaan yang dapat dinilai. Beberapa informasi
yang dibutuhkan diperoleh dengan mudah, sementara data lain sulit diperoleh.
Sumber informasi yang signifikan adalah dari pemerintah. Melalui departemen ini
secara rutin mempublikasikan informasi tentang kesempatan kerja di masa
mendatang, tingkat pergantian karyawan, proyeksi karyawan, survei upah dan gaji
serta frekuensi kecelakaan kerja yang dapat dijalankan sebagai pedoman atau
pembanding.
3. Survei
Untuk survei ini memakan
waktu dan biaya yang relatif besar, sehingga dalam praktiknya dibatasi hanya
pada beberapa orang saja, sehingga untuk ini banyak departemen SDM menggunakan
kuesioner untuk memperluas ruang lingkup penelitian mereka. Kuesioner juga
dapat memunculkan jawaban-jawaban yang lebih jujur dari pada wawancara
langsung.
4. Eksperimen SDM
Cara ini sebagai cara
terakhir, terutama eksperimen lapangan, yang membandingkan kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol di bawah kondisi nyata. Cara ini dipakai untuk
penelitian ketidak hadiran, pergantian, kepuasan kerja, kompensasi, keselamatan
kerja karyawan dan kegiatan lainnya.
5. Analisis Sejarah
Terkadang informasi dapat
berisi cacatan analisis yang seringkali dilakukan untuk memastikan kepatuhan
pada aturan dan prosedur perusahaan, sebagai audit keselamatan kerja di mana auditor harus mencari keterangan atau
cacatan tentang semua pelanggaran keselamatan kerja dan kesehatan kerja.
6. Audit Internasional
Audit internasional lebih kompleks dan lebih penting. Kompleksitasnya
mengaudit kegiatan SDM lintas batas luar negeri dipersulit dengan perbedaan
dalam hal hukum, budaya, tradisi, sikap dan harapan. kesulitan bagi auditor
terletak pada masalah pengidentifikasian bidang-bidang yang berbeda dari
praktik-praktik perusahaan yang tidak sesuai dengan keadaan negara asing. Di
situ sisi fungsi SDM mencari kesefagaman pada praktik dan prosedur semua
kegiatan untuk memastikan kepatuhan pada kebijakan perusahaan dan menjamin
keseragaman budaya perusahaan. Di pihak lain, kometisi, hukum, kebudayaan dan
kepuasan karyawan dapat menuntut perbedaan dari kebijakan, praktik dan prosedur
perusahaan.
Mengaudit SDM dengan riset, ada 6 pendekatan yang dapat diterapkan, yaitu:
1. Riset Terapan (Applied Research)
Riset ini
digunakan untuk mengevaluasi aktivitas-aktivitas SDM. Kadang kala risetnya
mungkin canggih, tergantung pada desain dan statistik yang digunakan. Melalui
riset ini berupaya untuk memperbaiki kinerja departemen.
2. Pendekatan Komparatif (Comparatif Approach)
Bentuk
riset ini adalah bentuk yang sederhana. Pendekatan ini menggunakan perusahaan
lain sebagai model, setelah itu membandingkan hasil atau prosedur mereka dengan
yang dari perusahaan lain tersebut. Pendekatan komparatif kerap digunakan untuk
membandingkan masalah ketidakhadiran, perputaran karyawan, dan data gaji.
Pendekatan ini dapat membantu dalam mendeteksi bidang-bidang yang memerlukan
perbaikan.
3. Pendekatan otoritas pihak luar (Outside Authority Approach)
4. Pendekatan Statistik (Statistical Appoarch)
No comments:
Post a Comment