Berinvestasi di surat utang atau obligasi mungkin bukan menjadi hal yang biasa bagi banyak orang. Ketika berbicara tentang investasi di pasar modal, instrumen pertama yang terbersit biasanya adalah saham. Selama ini, saham memang lebih seksi dibandingkan dengan obligasi.
Walau begitu, bukan berarti obligasi itu instrumen investasi yang tidak bisa memberi keuntungan tinggi.
Bila pintar memilih, obligasi berpotensi memberikan keuntungan yang cukup baik, terutama dalam jangka panjang. Secara sederhana, obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah.
Berarti, perusahaan atau pemerintah itu berperan sebagai peminjam atau pengutang. Ada pula obligasi terbitan pemerintah yang di di Indonesia disebut Surat Utang Negara (SUN).
Biasanya, perusahaan menerbitkan obligasi untuk membiayai ekspansi atau modal kerjanya. Sementara, SUN untuk membiayai infrastruktur dan proyek-proyek lain. Seperti lazimnya utang, dalam jangka waktu, pengutang akan membayar kembali pokok utang itu berikut bunga pinjamannya.
Bunga obligasi itu disebut juga kupon. Penentuan seberapa besarnya kupon sangat tergantung dari kualitas obligasi itu, yang tecermin dari rating atau peringkat yang imilikinya. Biasanya, semakin tinggi peringkat, kuponnya semakin rendah.
Misalnya, ada investor membeli obligasi berjangka 5 tahun sebesar Rp 10 miliar dengan kupon 10%. Artinya, dalam lima tahun itu, setiap tahunnya investor itu akan menerima kupon Rp 1 miliar. Pada saat jatuh tempo, ia akan menerima kembali uang inves-tasinya sebesar Rp 10 miliar.
No comments:
Post a Comment