Ciri-ciri Penelitian Kualitatif

Dari pandangan Creswell, Denzin & Lincoln, serta pandangan Guba & Lincoln yang dikemukakan Muluk, dapat dikemukakan ciri-ciri Penelitian Kualitatif sebagai berikut: 

1) Penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan konteks dan setting apa adanya atau alamiah (naturalistic), bukan melakukan eksperimen yang dikontrol secara ketat atau memanipulasi variabel. 

2) Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial dengan menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas seperti yang dilakukan peneliti kuantitatif dengan positivismenya. 

3) Agar peneliti bisa mendapatkan pemahaman mendalam bagaimana subjek memaknai realitas dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku subjek, peneliti perlu melakukan hubungan yang erat dengan subjek yang diteliti. Untuk itu, bila perlu peneliti melakukan observasi terlibat (participant observation). 

4) Tidak seperti penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif tidak membuat perlakuan (treatment), memanipulasi variabel, dan menyusun definisi operasional variabel. Untuk mencapai tujuan penelitian kualitatif, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data tidak terbatas pada observasi dan wawancara saja, tetapi juga dokumen, riwayat hidup subjek, karya-karya tulis subjek, publikasi teks, dan lain-lain. 

5) Tidak seperti penelitian kuantitatif yang bebas nilai, penelitian kualitatif justru menggali nilai yang terkandung dari suatu perilaku. Penelitian kualitatif meyakini bahwa perilaku tidak mungkin bebas dari nilai yang dihayati individu yang diteliti. 

6) Penelitian kualitatif bersifat fleksibel, tidak terpaku pada konsep, fokus, teknik pengumpulan data yang direncanakan pada awal penelitian, tetapi dapat berubah di lapangan mengikuti situasi dan perkembangan penelitian. 

7) Tidak seperti penelitian kuantitatif di mana untuk mencapai objektivitas dengan melakukan pengukuran (measurement) secara kuantitatif, penelitian kualitatif mendapatkan akurasi data dengan melakukan hubungan yang erat dengan subjek yang diteliti dalam konteks dan setting yang alamiah (naturalistic). 

Sebagai bahan perbandingan dan sebagai upaya memperluas wawasan, berikut ini pandangan Poerwandari (1998) yang mengacu pandangan Patton (1990) tentang ciri-ciri penelitian kualitatif: 

1) Studi dalam situasi alamiah (naturalistic inquiry) 

Desain penelitian kualitatif bersifat alamiah, dalam arti peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi latar penelitian, melainkan melakukan studi terhadap suatu fenomena dalam situasi di mana fenomena tersebut ada. Fokus penelitian dapat berupa orang, kelompok, program, pola hubungan ataupun interaksi, dan kesemuanya dilihat dalam konteks alamiah (apa adanya). 

2) Analisis induktif 

Penelitian kuantitatif-eksperimental menggunakan pendekatan analisis deduktif, dengan menerapkan pendekatan hipotesis-deduktif. Peneliti menetapkan variabel-variabel utama beserta dengan pernyataan-pernyataan tentang variabel-variabel tersebut (definisi operasional variabel catatan ini menurut penulis) sebelum pengumpulan data dilakukan, berdasarkan kerangka teoretis yang secara eksplisit dipilih. Berbeda dengan pendekatan kuantitatif, metode kualitatif secara khusus berorientasi pada eksplorasi, penemuan, dan logika induktif. Dikatakan induktif karena peneliti tidak memaksa diri untuk hanya membatasi penelitian pada upaya menerima atau menolak dugaan-dugaannya, melainkan mencoba memahami situasi (make sense of the situation) sesuai dengan bagaimana situasi tersebut menampilkan diri. Analisis induktif dimulai dengan observasi khusus, yang akan memunculkan tema-tema, kategori-kategori, pola hubungan di antara kategori-kategori tersebut. 

3) Kontak personal langsung peneliti di lapangan 

Kegiatan lapangan merupakan aktivitas sentral dari sebagian besar penelitian kualitatif. Mengunjungi lapangan berarti mengembangkan hubungan personal langsung dengan orang-orang yang diteliti. Penelitian kualitatif memang menekankan pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi nyata kehidupan sehari-hari. 

4) Perspektif holistik 

Satu tujuan penting penelitian kualitatif adalah diperolehnya pemahaman menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti. Pendekatan holistik mengasumsikan bahwa keseluruhan fenomena perlu dimengerti sebagai suatu sistem yang kompleks, dan bahwa yang menyeluruh tersebut lebih besar dan lebih bermakna daripada penjumlahan bagian-bagian. Penekanan pada pemahaman holistik ini kontras dengan tradisi kuantitatif-eksperimental, yang menuntut operasionalisasi variabel independen dan variabel dependen. Pendekatan kuantitatif demikian tidak disetujui oleh peneliti kualitatif karena dianggap: a) terlalu menyederhanakan realitas hidup yang sesungguhnya amat kompleks, b) tidak mampu, atau mengabaikan faktor-faktor penting yang sering sulit sekali untuk dikuantifikasi, c) gagal memberikan gambaran terintegrasi tentang fenomena yang diteliti. 

5) Perspektif dinamis, perspektif “perkembangan” 

Penelitian kualitatif melihat gejala sosial sebagai sesuatu yang dinamis dan berkembang, bukan sebagai sesuatu yang statis dan tidak berubah dalam perkembangan kondisi dan waktu. Minat peneliti kualitatif adalah mendeskripsikan dan memahami proses dinamis yang terjadi berkenaan dengan gejala yang diteliti. Perubahan dilihat sebagai suatu hal yang wajar, sudah diduga sebelumnya, dan tidak dapat dihindari. Karenanya, daripada mengendalikan atau membatasinya, peneliti kualitatif-alamiah justru mengantisipasi kemungkinan perubahan itu, mengamati dan melaporkan objek yang diteliti dalam konteks perubahan tersebut. 

6) Orientasi pada kasus unik 

Penelitian kualitatif yang baik akan menampilkan kedalaman dan rincian, karena fokusnya memang penyelidikan yang mendalam pada sejumlah kecil kasus. Kasus dipilih sesuai dengan minat dan tujuan khusus yang diuraikan dalam tujuan penelitian. Studi kasus sangat bermanfaat ketika peneliti merasa perlu memahami suatu kasus spesifik, orang-orang tertentu, kelompok dengan karakteristik tertentu, ataupun situasi unik secara mendalam. 

7) Netralitas empatik 

Penelitian kualitatif sering dikritik menghasilkan data yang subjektif, dan karenanya dianggap kurang ilmiah. Memang ilmu sering didefinisikan dalam kerangka objektivitas, yang dalam perspektif positivistik-kuantitatif dicapai melalui distansi (jarak catatan penulis) peneliti dari objek yang diteliti, karena peneliti kuantitatif-positivistik yakin bahwa distansi akan mempertahankan sikap “bebas nilai.” Peneliti-peneliti kualitatif, sebaliknya, menganggap bahwa objektivitas murni tidak pernah ada, hanya merupakan ilusi peneliti kuantitatif. Pilihan untuk meneliti topik tertentu pun sudah diwarnai subjektivitas, sementara rancangan dan instrumen penelitian adalah produk manusia, dan karenanya, selalu mungkin mengandung bias. 

8) Fleksibilitas rancangan 

Penyelidikan yang bersifat kualitatif tidak dapat secara jelas, lengkap dan pasti ditentukan di awal sebelum dilaksanakannya pekerjaan di lapangan. Tentu saja, rancangan awal yang disusun sebaik mungkin, yang akan menentukan fokus pertama, rencana-rencana pengamatan dan wawancara, pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Meski demikian, sifat alamiah dan induktif dari penelitian tidak memungkinkan peneliti menentukan secara tegas variabel-variabel operasional, menetapkan hipotesis yang akan diuji maupun menyelesaikan skema pengambilan sampel dan instrumen yang akan dipakai sebelum ia sungguh-sungguh memasuki pekerjaan lapangan. Desain kualitatif memiliki sifat luwes, akan berkembang sejalan berkembangnya pekerjaan lapangan. 

9) Peneliti sebagai instrumen kunci 

Bila peneliti kuantitatif dapat berpegang pada rumus-rumus dan teknik statistik, peneliti kualitatif tidak memiliki formula baku untuk menjalankan penelitiannya. Karenanya, kompetensi peneliti menjadi aspek paling penting: Peneliti adalah Instrumen Kunci dalam penelitian kualitatif. Peneliti berperan besar dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendekati topik tersebut, mengumpulkan data, hingga menganalisis dan menginterpretasikannya.

No comments:

Post a Comment