Istilah bullish dan bearish digunakan untuk menggambarkan kondisi pasar yang tengah bergairah atau sebaliknya sedang lesu. Ketika pasar sedang bullish, ada banyak kesempatan untuk investor. Tapi, ketika pasar bearish, investor harus hati-hati.
Anda mungkin sering mendengar analis bilang bahwa pasar saham sedang bullish atau sedang bearish. Apa, sih, maksudnya? Kondisi pasar disebut tengah berada dalam kondisi bullish jika harga-harga surat berharga atau efek meningkat, dan investor berharap harga-harganya akan meningkat lebih tinggi lagi. Istilah ini bisa diterapkan untuk semua instrumen yang diperdagangkan, seperti obligasi, mata uang, maupun komoditi. Tapi, yang paling umum, ia diterapkan di pasar saham.
Saat bullish, pasar umumnya dipenuhi optimisme dan investor juga sangat yakin. Tapi, tentu saja, pasar tidak akan selamanya bullish. Cepat atau lambat pasar akan akan mulai turun dan memasuki kondisi bearish. Ini adalah kondisi pasar pada saat harga-harga surat berharga merosot atau akan merosot. Meskipun angka penurunannya bisa bervariasi, jika indeks sudah turun sekitar 15%-20%, biasa analis mengatakan pasar sudah mulai memasuki masa bearish.
Namun, hampir tidak mungkin, kita bisa menebak dengan tepat kapan tren pergerakan pasar itu akan berubah dari bullish ke bearish atau sebaliknya. Salah satu sebabnya adalah faktor psikologi investor dan spekulasi kadang kala sangat mempengaruhi pergerakan pasar keuangan. Pada titik ekstrem, pasar yang bullish akan mengarah ke harga-harga yang terlalu mahal atau bubble. Sementara, kondisi bearish akan mengarah ke kehancuran pasar atau crash.
Istilah "bull" dan "bear" diambil dari perilaku banteng dan beruang ketika menyerang lawannya. Seekor banteng akan mendongakkan tanduknya. Sementara, begitu menyerang, beruang akan mengayunkan cakarnya ke arah bawah.
No comments:
Post a Comment