Suatu perusahaan bisa saja membukukan laba bersih yang tinggi di dalam laporan rugi-labanya. Tetapi, perusahaan itu tetap akan menghadapi masalah jika sebagian besar pendapatan atau penjualannya ternyata berupa piutang. Artinya, jumlah arus uang tunai atau kas yang masuk ke kantong perusahaan sangat terbatas. Karenanya, investor juga harus meneliti laporan arus-kas suatu perusahaan.
Laporan arus kas (cash flow) menunjukkan jumlah uang tunai yang masuk dan keluar dari perusahaan dalam periode tertentu. Sekilas, laporan arus kas ini mirip dengan laporan rugi-laba. Tetapi, sebenarnya terdapat perbedaan yang besar di antara keduanya.
Perbedaan yang paling besar terjadi karena adanya sistem akuntansi akrual (accrual) di dalam laporan rugi-laba. Dengan sistem itu, laporan rugi-laba mencatat pendapatan dan biaya-biaya pada saat sebuah transaksi terjadi, bukan pada saat ada perpindahan duit tunai. Selain itu, laporan rugi-laba biasanya juga mencatat pendapatan yang tidak menimbulkan penerimaan uang tunai (non-cash revenues). Sementara, laporan arus kas tidak mencatat pendapatan semacam ini.
Laporan rugi-laba bisa saja melaporkan bahwa sebuah perusahaan membukukan laba bersih Rp 1 juta. Tetapi, ini tidak otomatis berarti bahwa pos kas (duit tunai) dalam neraca perusahaan itu akan meningkat sebesar Rp 1 juta. Sementara, jika laporan arus kas melaporkan arus kas masuk bersih senilai Rp 1 juta, memang demikianlah yang terjadi sebenarnya. Duit Rp 1 juta tunai benar-benar masuk ke perusahaan.
Karena arus kas menunjukkan nilai uang tunai sebenarnya yang dihasilkan perusahaan, laporan arus kas ini menjadi sangat penting ketika investor ingin mempelajari kondisi fundamental suatu perusahaan. Laporan arus kas menunjukkan kemampuan sebuah perusahaan untuk membayar biaya operasinya dan pertumbuhannya di masa mendatang.
Nah, jika Anda ingin mencari saham yang berprospek bagus, Anda harus melihat kemampuan perusahaan itu dalam menghasilkan kas. Sebab, walaupun perusahaan membukukan laba bersih di dalam laporan rugi-labanya, bukan berarti ia tidak akan menghadapi masalah jika tidak memiliki arus kas yang cukup. ?
Jika Anda ingin mencari saham perusahaan yang memiliki prospek bagus, Anda harus melihat kemampuan perusahaan itu dalam menghasilkan uang tunai atau kas. Sebab, ibarat darah, kas itulah yang akan menjaga perusahaan tetap hidup. Mempelajari arus kas secara saksama akan membuat investor bisa meramalkan dengan lebih jernih bagaimana sebuah perusahaan akan tumbuh di masa mendatang.
Setiap perusahaan menghasilkan dan membelanjakan uang tunai atau kas dengan cara yang berbeda-beda. Karenanya, laporan arus kas umumnya dibagi ke dalam tiga bagian; yakni: arus kas dari operasi, arus kas dari pembiayaan, dan arus kas dari investasi. Secara sederhana, bagian arus kas dari operasi dan pembiayaan menunjukkan bagaimana sebuah perusahaan memperoleh kasnya. Sedangkan bagian arus kas investasi menunjukkan bagaimana perusahaan itu membelanjakan kasnya.
Arus kas dari operasi menunjukkan nilai kas bersih yang diperoleh dari hasil penjualan barang maupun jasa perusahaan setelah dikurangi kas yang harus dikeluarkan untuk memproduksi dan menjual produk ataupun jasa itu. Investor umumnya lebih menyukai perusahaan yang membukukan arus kas operasi bersih. Perubahan di dalam arus kas operasi biasanya memberikan sinyal bahwa akan ada perubahan dalam laba bersih perusahaan di masa mendatang. Semakin tinggi peningkatan arus kas bersihnya, semakin bagus.
Namun, investor harus berhati-hati jika melihat selisih yang makin besar antara nilai pendapatan dengan arus kas dari operasinya. Sebab, ini bisa berarti perusahaan itu terlalu cepat mencatatkan pendapatannya atau telat membukukan biayanya.
Adapun arus kas dari kegiatan investasi menunjukkan jumlah kas atau uang tunai yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli barang-barang modal sepert alat baru dan mesin baru. Bagian ini juga mencakup akuisisi bisnis lainnya atau investasi dalam berbagai instrumen investasi; misalnya, ke dalam reksadana.
Sementara, arus kas dari kegiatan pembiayaan menggambarkan pergerakan kas akibat adanya pembiayaan dari luar. Pos kas masuk biasanya berisi: hasil penjualan saham, obligasi, atau pinjaman bank. Adapun angsuran utang, pembayaran dividen, dan pembelian kembali saham masuk ke pos kas keluar.?
No comments:
Post a Comment