Penelitian ini menggunakan 5 variabel proksi IOS yang dipakai oleh peneliti sebelumnya, yaitu; 1) rasio market to book value equity (MVE/BVE), 2) rasio market value to book value of assets (MVA/BVA), 3) rasio price to earning (PER), 4) rasio capital expenditure to assets book value (CAP/BVA), 5) rasio capital expenditure to assets market value (CAP/MVA).
Penggunaan nilai pasar
dalam membentuk rasio IOS menurut Hartono (2000) sudah tepat karena nilai pasar
dapat mengindikasikan adanya potensi kesempatan perusahaan untuk tumbuh dan
berinvestasi di masa depan. Smith dan
Watts (1992) dalam Utami (2007) menunjukkan bukti bahwa perusahaan yang tumbuh
memiliki nilai rasio nilai pasar terhadap nilai bukunya yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Rasio MVA/BVA dan MVE/BVE berkorelasi positif
terhadap pertumbuhan aktiva dan ekuitas.
Kallapur dan Trombley (1999) dalam Utami (2007) juga menemukan bukti
atas korelasi tersebut secara signifikan.
Fijrijanti, Tettet, dan Hartono ( 2000) menunjukan arah korelasi positif
antara rasio MVE/BVE dan MVA/BVA terhadap pertumbuhan aktiva secara konsisten.
Hasil penelitian
Rokhiyati (2005) menyebutkan bahwa terdapat korelasi yang positif signifikan
untuk perusahaan yang tumbuh terjadi antara MVEBVE terhadap pertumbuhan
penjualan sebesar 0,389 dan terhadap pertumbuhan ekuitas sebesar 0,708. Rasio MVABVA terhadap pertumbuhan ekuitas
sebesar 0,667. Rasio CAPBVA terhadap pertumbuhan aset sebesar 0,377. Sedangkan hasil penelitian Utami (2007)
menemukan bahwa MVE/BVE berkorelasi positif dengan pertumbuhan aktiva. Rasio MVA/BVA berkorelasi negatif terhadap
pertumbuhan aktiva dan ekuitas.
Simpulan teori dan
bukti empiris yang telah dipaparkan sebelumnya dapat menjadi acuan bahwa
perusahaan yang berpotensi tumbuh mendapatkan respon positif dari pasar
dibandingkan dengan perusahaan yang tidak berpotensi tumbuh. Potensi
pertumbuhan perusahaan ini dapat diketahui dari laporan keuangan. Oleh karena itu, saat publikasi laporan
keuangan seharusnya pasar segera merespon informasi tersebut, kemudian
menginterpretasi dan menganalisis informasi yang diterima lebih lanjut. Sehingga keputusan yang diambil tidak hanya
cepat, namun memiliki nilai ekonomis dan keakuratan yang tinggi. Hal tersebut tergantung dari interpretasi
investor terhadap informasi laporan keuangan.
No comments:
Post a Comment