Jenis Komunikasi


Terdapat dua jenis, yakni :
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang digunakan menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan.
Menurut Larry L. Barker dalam buku  (Riswandi, 2009:60) bahasa mempunyai tiga fungsi, yaitu :
1.      Fungsi penamaan, merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
2.      Fungsi interaksi, menekankan pada berbagai gagasan dan emosi yang dapat menghubungkan antara orang dengan orang lainnya, atau antara kelompok dengan kelompok lainnya. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain.
3.      Fungsi transmisi informasi, dapat disampaikan kepada orang lain. Melalui bahasa, kita menerima informasi setiap hari dari orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Prof. Hafied Cangara dalam buku (Riswandi 2009:61) terdapat tiga fungsi bahasa sebagai berikut :
1.      Untuk mengenal dunia disekitar kita. Melalui bahasa kita dapat mempelajari apa saja yang menarik minat dan perhatian kita. Mempelajari bahasa untuk menarik dukungan atau persetujuan dari orang lain atas pendapat dari pemikiran kita.
2.      Berhubungan dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita dapat bergaul dan berbagi pengalaman dengan orang-orang di sekitar kita, mempengaruhi mereka untuk kepentingan kita. Melalu bahasa kita dapat mempelajari dan memahami pemikiran dan persepsi orang lain, sehingga tercipta pemaknaan yang sama terhadap suatu konsep atau istilah.
3.      Menciptakan hubungan dalam hidup. Memungkinkan meningkatkan kepercayaan dan saling memahami mengenai kepercayaan tersebut.
Komunikasi Non-Verbal adalah  mimik, gerak-gerik,dan suara. Komunikasi non-verbal biasanya terjadi ketika seseorang tidak melakukan komunikasi dengan percakapan, melainkan dengan gerak tubuh manusia itu sendiri. Gerakan tubuh tersebut dapat mengisyaratkan seuatu mengenai dirinya. (Riswandi 2009:71)
Bahasa tubuh mempunyai maksud komunikasi tersendiri, seperti :
1.      Isyarat tangan
2.      Gerakan kepala
3.      Postur tubuh
4.      Kontak mata
5.      Ekspresi wajah
6.      Gerak isyarat
Komunikasi Antar Pribadi
Berkomunikasi antarpribadi, atau secara ringkas berkomunikasi, merupakan keharusan bagi manusia. Manusia membutuhkan dan senantiasa berusaha membuka serta menjalin komunikasi atau hubungan dengan sesamanya. Selain itu, ada sejumlah kebutuhan di dalam diri manusia yang hanya dapat dipuaskan lewat komunikasi dengan sesamanya.
Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara teroganisasi maupun pada kerumunan orang. Penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya, dan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Bittner menerangkan bahwa komunikasi antarpribadi berlangsung apabila pengirim menyampaikan infomasi berupa kata-kata kepada penerima dengan menggunakan medium suara manusia. Barnlund mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai pertemuan antara dua, tiga orang, atau lebih yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur (Wiryanto 2004:32). Trenholm dan Jense mendefinisikan komunikasi antasrpribadi sebagai komunkasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka (Wiryanto 2004:33). Everett M. Rogers mengartikan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.

Ciri komunikasi antarpribadi sebagai berikut :
1.      Arus pesan cenderung dua arah;
2.      Konteks komunikasi dua arah;
3.      Tingkat umpan balik sangat tinggi.
4.      Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas, terutama selektivitas keterpaan tinggi.

Menurut Harold Lasswell dalam buku (Riswandi 2009:81) terdapat banyak komponen dalam komunikasi antarpribadi, komponen tersebut adalah sebagai berikut :
a)      Pengirim dan penerima
Komunikasi antarpribadi (KAP) paling tidak melibatkan dua orang. Istilah pengirim-penerima digunakan untuk menekankan bahwa fungsi pengirim dan penerima ini dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam KAP. Hal ini menegaskan bahwa, pertama; proses KAP tidak terjadi pada diri sendiri. Kedua; KAP berkaitan dengan manusia. Ketiga; KAP terjadi di antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang.
b)      Encoding-decoding
Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan. Artinya pesan-pesan yang akan di sampaikan di rangkai terlebih dahulu dengan menggunakan kata-kata.
Decoding adalah tindakan untuk mengiterpretasikan dan memahami pesan-pesan yang diterima.
c)      Pesan
Dalam KAP, pesan-pesan bisa berbentuk verbal atau nonn-verbal atau gabungan antara verbal dan non-verbal.
d)     Saluran
Dalam KAP, para pelaku bertemu secara tatap muka.
e)      Gangguan
Dalam KAP gangguan mencangkup tiga hal, yaitu:
·         Gangguan fisik, seperti kegaduhan.
·         Gangguan psikologis, seperti emosi, sikap, nilai, atau status peserta.
·         Gangguan semantic, terjadi karena kata-kata atau symbol yang digunakan seringkali memiliki makna ganda, sehingga penerima gagal menangkap maksud si pengirim.
f)       Umpan balik
Umpan balik memainkan peran sangat penting dalam proses KAP, karena pengirim dan penerima pesan secara terus menerus dan secara bergantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik verbal (dengan pertanyaan) maupun non-verbal (senyuman, anggukan). Umpan balik ini bisa positif, netral, atau negative.
g)      Konteks
Ada tiga dimensi konteks dalam proses KAP, yaitu ;
·         Dimensi fisik, yaitu tempat di mana komunikasi belangsung.
·         Dimensi sosial psikologis, mencangkup misalnya status hubungan diantara orang-orang yang terlibat komunikasi.
·         Dimensi temporal, adanya suatu pesan khusus yang sesuai dengan rangkaian peristiwa komunikasi.

No comments:

Post a Comment