Seperti tecermin dari namanya, rasio ini berguna untuk mengukur likuiditas suatu perusahaan. Yang dimaksud dengan likuiditas di sini adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban atau utang-utang jangka pendeknya. Ada beberapa rasio yang masuk dalam kelompok rasio likuiditas ini.
Yang pertama adalah current ratio. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah aset lancar dibagi dengan utang lancar (aset lancar/utang lancar). Hasilnya dinyatakan dalam "kali". Misalnya, PT Ratrinata yang memproduksi barang konsumsi memiliki aset lancar Rp 100 miliar dan utang lancar Rp 50 miliar. Artinya, current ratio PT Ratrinata adalah 2 kali (100 dibagi 50).
Jika pada saat yang sama, current ratio perusahaan-perusahaan lain di bidang barang konsumsi hanya 1,5 kali, berarti Ratrinata tergolong memiliki kemampuan yang tinggi untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi current ratio, artinya semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
Tapi, jangan salah, current ratio ini tidak memberikan gambaran yang lengkap tentang likuiditas suatu perusahaan. Ada hal-hal lain yang harus diperhatikan, misalnya seberapa likuid piutang-piutang (account receivables) perusahaan dan persediaannya (inventory).
Masih berkatian dengan current ratio ini ada pula yang disebut rasio modal kerja bersih atau net working capital. Rumusnya adalah aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar (aktiva lancar-utang lancar).
Dengan rasio ini kita bisa mengukur seberapa besar aktiva lancar bersih yang tersedia untuk modal kerja perusahaan. Current ratio memiliki kelemahan, karena aktiva lancar yang digunakan untuk menghitung rasio tersebut masih mencakup persediaan. Padahal, tak semua persediaan, misalnya bahan baku dan bahan baku yang masih dalam proses produksi, bisa seketika diuangkan.
Karena itu, banyak analis yang lebih suka mengurangkan persediaan itu dari aktiva lancar sebelum membaginya dengan kewajiban atau utang lancar (aktiva lancar-persediaan/utang lancar).
Hasil rumus ini disebut dengan quick ratio atau acid-test ratio. Rasio ini memberikan gambaran lebih pasti tentang kemampuan perusahaan membayar utang-utang jangka pendeknya.
No comments:
Post a Comment