Analisis Fundamental

FUNDAMENTAL 

Untuk mencari saham-saham yang layak masuk keranjang investasi, investor bisa menggunakan analisis fundamental. Ini adalah analisis yang mempelajari faktor-faktor di dalam maupun di luar perusahaan yang bisa mempengaruhi laba perusahaan; dan ujung-ujungnya mempengaruhi juga harga saham perusahaan. 

Ada dua jenis analisis yang lazim digunakan oleh para analis maupun investor ketika mereka mencari saham-saham untuk dimasukkan ke dalam keranjang investasinya. Dua analisis itu adalah analisis fundamental dan analisis teknikal. 

Analisis fundamental adalah analisis berdasarkan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham suatu perusahaan di bursa saham. Beberapa faktor utama atau fundamental yang mempengaruhi harga saham itu misalnya: penjualan, pertumbuhan penjualan, operasional perusahaan, laba, dividen, rapat umum pemegang saham (RUPS), perubahan manajemen, dan pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh manajemen perusahaan. 

Secara umum, faktor-faktor itu bisa dikelompokkan ke dalam dua golongan, yaitu faktor-faktor yang bisa dikendalikan perusahaan dan faktor-faktor yang di luar kendali perusahaan. Faktor-faktor yang bisa dikendalikan perusahaan mencakup faktor-faktor yang berhubungan dengan operasional perusahaan, seperti penjualan, laba, teknologi, karyawan, dan lain-lain. 

Sedangkan faktor-faktor yang di luar kendali perusahaan misalnya: tingkat suku bunga, inflasi dan pertumbuhan ekonomi, serta inflasi. Selain itu, ada pula kebijakan-kebijakan pemerintah -- seperti peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) -- yang bisa mempengaruhi kinerja perusahaan. Nah, dalam melakukan analisis fundamental, para analis biasanya mempelajari semua semua faktor-faktor itu, dan kemudian membuat taksiran harga saham suatu perusahaan di masa mendatang. 

Agar tidak ada yang terlewat, biasanya para analis melakukan beberapa tahap analisis. Yang pertama, mereka mempelajari kondisi makro ekonomi atau kondisi pasar. Selanjutnya, para analis melakukan analisis atas industri yang digeluti oleh perusahaan penerbit saham. Terakhir, analis kemudian menilai kondisi spesifik perusahaan tersebut.

Di tahap terakhir ini ada beberapa hal utama yang tak boleh terlewatkan, yaitu: mempelajari tren perkembangan laporan keuangan perusahaan, mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan, dan mengukur rasio harga per saham dengan laba per saham perusahaan. Nah, untuk mempelajari laporan keuangan, analis biasanya mencermati neraca, laporan rugi laba, dan arus kas perusahaan. 

Perlu mencermati semua laporan keuangan. Ibarat cermin, laporan keuangan memberikan gambaran yang utuh tentang kinerja operasional dan keuangan sebuah perusahaan. 

Karenanya, laporan keuangan juga bisa digunakan untuk mengukur prospek saham perusahaan tertentu. Semakin bagus laporan keuangannya, tentu saja, semakin bagus prospek saham perusahaan itu di masa mendatang. Artinya, semakin besar pula keuntungan yang bisa diperoleh investor. Membeli saham adalah membeli prospek perusahaan. 

Pasalnya, semakin bagus prospek perusahaan penerbit saham atau emiten saham tersebut, semakin besar pula kemungkinan pembeli saham atau investor bisa menangguk untung. 

Keuntungan yang bisa dinikmati investor saham sendiri ada dua. Yaitu, keuntungan berupa kenaikan harga saham atawa capital gain dan keuntungan yang berupa pembagian keuntungan atawa dividen. Nah, semakin bagus prospek suatu emiten saham, tentu semakin besar pula kemungkinan bagi harga sahamnya untuk meningkat. Dengan demikian, semakin bagus prospek emiten saham itu, semakin besar pula potensi pembagian dividennya. 

Lantas, bagaimana cara mengukur prospek emiten saham tersebut? Salah satu cara mengukur prospek si emiten adalah dengan melihat laporan keuangannya. Setiap tiga bulan sekali (triwulan) dalam periode satu tahun, Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) mewajibkan semua emiten saham yang mencatatkan dan memperdagangkan sahamnya di bursa untuk menyampaikan laporan keuangan. 

Nah, ibarat cermin, laporan keuangan ini memberikan gambaran secara utuh tentang kinerja operasional dan keuangan perusahaan. 

Karena itulah, kinerja keuangan perusahaan ini sering disebut sebagai "faktor fundamental" yang menentukan harga saham. Adapun analisis saham berdasarkan laporan keuangan disebut "analisis fundamental". Laporan keuangan suatu perusahaan terdiri dari empat komponen yang tak bisa dipisahkan. Yaitu: necara (balance sheet), laporan rugi-laba (income statement), laporan arus kas (statement of cash flow), dan catatan atas laporan keuangan. 

Agar analisis fundamental itu lengkap, kita harus mencermati semua jenis laporan keuangan itu. Jadi, tidak cukup kita hanya melihat neraca saja, laporan rugi-laba saja, atau arus kas saja. Soalnya, masing-masing jenis laporan keuangan itu memberikan informasi yang berbeda-beda tentang kondisi perusahaan. 

Neraca, misalnya, memberikan gambaran tentang posisi aset, modal, dan kewajiban perusahaan. Sementara itu, laporan rugi-laba memberikan gambaran tentang kinerja operasional perusahaan, mulai dari pertumbuhan penjualan, biaya produksi, sampai kemampuan perusahaan dalam mencetak untung. Jadi, perlu membaca secara lengkap.

No comments:

Post a Comment