Kini, investor saham memiliki cara bertransaksi saham yang semakin banyak. Selain dengan cara konvensional, investor juga bisa bertransaksi saham secara langsung dengan memanfaatkan sistem transaksi online yang dimiliki beberapa broker BEJ. Masing-masing metode, baik yang konvensional maupun online, memiliki plus-minus.
SAAt ini, sebagian besar investor memang masih bertransaksi saham secara konvensional. Maksudnya, untuk menyampaikan order jual atau beli suatu saham melalu broker, investor tersebut masih menggunakan telepon.
Cara ini, tentu saja, memiliki banyak kelemahan. Pertama, jumlah saluran telepon perusahaan sekuritas biasanya terbatas. Artinya, di dalam waktu yang bersamaan, ia hanya bisa melayani order jual atau beli dari beberapa investor saja. Investor lain harus rela mengantre. Tentu saja, kondisi ini bisa membuat investor kehilangan kesempatan untuk menangguk keuntungan.
Maklum saja, harga saham terus bergerak setiap detik. Dus, ketika si investor menunggu antrean telepon, bisa-bisa harga saham yang dibelinya sudah terbang tinggi. Belum lagi, jika sudah tersambung dengan broker pun, broker masih membutuhkan waktu untuk memasukkan order tersebut ke dalam sistem transaksi Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang disebut Jakarta Automated Trading System (JATS).
Selain itu, investor konvensional juga masih menggunakan cara-cara lama untuk mengikuti harga saham di bursa. Misalnya, ia masih melihat harga saham di koran. Artinya, informasi harga saham itu bisa menjadi telat bin basi.
Tapi, tak perlu khawatir. Jika merasa tak nyaman dengan cara transaksi lama ini, kini, investor bisa memanfaatkan sistem transaksi online yang dimiliki oleh beberapa broker BEJ. Sesuai dengan namanya, melalui sistem transaksi canggih ini, investor bisa langsung melakukan order beli atau jual saham sendiri. Jadi, proses order jadi lebih cepat.?
No comments:
Post a Comment