Showing posts with label Bisnis. Show all posts
Showing posts with label Bisnis. Show all posts

Kunci Sukses Menjual Produk di Website Anda

Beberapa hari lalu, saya membaca harian nasional. Hal yang menarik yang saya baca adalah informasi tentang pertumbuhan jumlah pemakai internet. Berdasarkan data pihak yang terkait, jumlah pemakai internet mengalami pertumbuhan yang sangat cepat.Hal ini mengingatkan saya pada beberapa produk yang saya jual secara online, mulai dari produk barang hingga produk informasi. Dengan kondisi seperti sekarang ini saja, produk-produk yang saya jual secara online cukup `laku`. Apalagi jika pertumbuhan jumlah pemakai internet di kemudian hari kian tak terkendali.

Saudara, saya ingin berbagi informasi kepada Anda tentang beberapa kiat sukses menjual produk di website Anda. Setelah beberapa tahun menekuni dunia bisnis online, saya menyimpulkan ada beberapa kunci sukses menjual produk di website Anda, yaitu :
website yang membangun kredibilitas

Mampukah website Anda menjual produk Anda secara mudah ? Jika belum, Anda layak mengevaluasi apakah website Anda bisa membangun kredibilitas Anda atau perusahaan Anda. Jika setelah mengunjungi website Anda, seseorang merasa tidak ragu mengeluarkan uangnya untuk membeli produk Anda, maka website Anda adalah website yang memiliki kredibilitas. 

http://peluangusahamakro.blogspot.com/2015/04/kunci-sukses-menjual-produk-di-website.html
Namun, jika pengunjung masih ragu, atau bahkan malah curiga dengan Anda, maka website Anda belum bisa membangun kredibilitas. Kredibilitas dalam bisnis berhubungan dengan bagaimana Anda membuat calon customer percaya dengan Anda. Kredibilitas menghilangkan sekat penghalang customer untuk membeli produk Anda. Karena itulah, kredibilitas harus dibangun dan dipertahankan selamanya. Sehingga bisa mendatangkan konsumen baru, sekaligus mempertahankan konsumen lama Anda. Ada beberapa cara ampuh agar website Anda memiliki kredibilitas :
  1. pemilihan nama website yang tepat, sesuai dengan produk dan bisnis Anda
  2. pemuatan testimonial (kesaksian) mereka yang telah menggunakan produk Anda
  3. perjelas identitas Anda (perusahaan), termasuk kemudahan untuk menghubungi Anda
  4. pemuatan foto-foto (foto Anda, kegiatan perusahaan, dll)
  5. menggunakan domain berbayar (bukan gratisan)
Anda memang ahli atau menguasai produk yang Anda jual Website Anda tidak error Sering Anda update Saya memiliki beberapa website yang menjual produk informasi pelatihan bisnis, seperti PengusahaInternet.com dan StrategiPemasaran.com. 90 % dari pembeli produk di dua situs itu melakukan pembayaran, tanpa menghubungi saya lagi. Cukup mengunjungi situs saya tersebut, dan mereka langsung percaya, dan melakukan pembayaran untuk membeli produk Artinya, kedua website tersebut bisa meyakinkan pengunjung untuk melakukan transaksi, bahkan tanpa harus bertanya-tanya lagi. Inilah salah satu contoh website yang memiliki kredibilitas.
fokus ke penjualan

Jika tujuan website Anda adalah menjual produk, maka fokuskan tujuan website ke penjualan. Presentasikan produk Anda sebaik mungkin. Gunakan kalimat dan gambar yang mendukung. Sebutkan manfaat produk Anda sebanyak-banyaknya, bukan hanya spesifikasi produk. Hindari terlalu banyak gambar yang tidak berhubungan dengan produk dan bisnis Anda. Gambar yang terlalu banyak hanya akan membuat situs Anda lama loadingnya. Gambar-gambar kadang juga malah membuat pengunjung bingung dan tidak fokus ke presentasi Anda.

Hindari juga link yang terlalu banyak di website Anda. Karena terlalu banyak link akan membuat pengunjung tidak fokus membaca presentasi produk Anda. website yang memudahkan pengunjung pengunjung adalah raja. Hal ini juga berlaku di bisnis berbasis online. Karena itu, memberikan segala sesuatu yang terbaik bagi pengunjung adalah mutlak. Termasuk memberikan kemudahan pengunjung dalam segala hal. Kemudahan yang dimaksud seperti kecepatan akses, kemudahan menghubungi (berinteraksi dengan) Anda, kemudahan menelusuri semua informasi yang ada di website, dan lain sebagainya. Namun jangan `salah sangka`. Kemudahan yang Anda berikan tetap mengacu pada tujuan awal Anda untuk melakukan penjualan di website. Jangan terlena sehingga website Anda terlalu banyak `menghibur` pengunjung, tapi tidak bisa menjual produk.

Pengunjung yang tertarget
Meningkatkan jumlah pengunjung website Anda adalah langkah awal yang tepat untuk sukses di bisnis online. Tapi ingat juga, pengunjung yang mengunjungi situs Anda harus tepat sasaran. Mereka yang membuka website Anda hendaknya target pasar Anda. Jadi, langkah terbaik untuk sukses di bisnis berbasis internet adalah meningkatkan jumlah pengunjung yang tepat sasaran Saudara, itulah beberapa kiat sukses agar website Anda mampu menjual produk secara mudah dan cepat. Semoga bermanfaat !!!

Kiat Sukses Bisnis Internet

KIAT BISNIS INTERNET

Internet bagaikan rimba tanpa batas. Apapun bisa kita jelajahi di sana, termasuk membangun jaringan bisnis. Bahkan Bill Gates, Bos Microsoft dalam bukunya Business the Speed of Thought, dengan lantang mengatakan bahwa bisnis internet adalah bisnis masa depan.

Karena itu, siapa yang mampu menancapkan pengaruh bisnisnya di sini secara kokoh, maka sejak hari itu dia akan menjadi penguasa bisnis masa kini dan sekaligus mencengkeram masa depan.

Tapi mengapa harus bisnis online? Asosiasi Penyelenggara jasa Internet Indonesia (APJII) pernah memperkirakan jumlah pengguna Internet di Indonesia akan mencapai 20 juta pelanggan pada 2006 ini. Hal ini dipicu oleh meningkatnya penyediaan akses Internet oleh operator saluran tetap maupun seluler. Alasan lainnya, Anda bisa menjalankan bisnis online tanpa terikat oleh tempat dan waktu. Anda bisa menjalankannya dari mana saja asalkan ada akses internet. Dengan sebuah laptop, bahkan telepon genggam (HP) atau PDA Anda sudah bisa menjalankan bisnis Internet.
Bisnis Internet tidak perlu modal besar. Bahkan hanya dengan biaya akses saja Anda sudah bisa mendapatkan penghasilan dari Internet, ujar Bob Julius Onggo, Konsultan Bisnis Online Cyberpreneur.

Bisa kaya
Ada pertanyaan yang cukup menggelitik, dan banyak dipikirkan oleh para peminat bisnis online. Bisakah bisnis online membuat kita kaya? Jawabannya…. tentu saja bisa. Lalu apa syaratnya? Apa buktinya? Sabar sabar…

Anda mungkin sudah pernah mendengar tentang pemilik amazon.com, ebay.com, yahoo.com, google.com dan situs besar lainnya. Mereka adalah orang-orang yang sudah amat kaya melalui bisnis online atau bisnis Internet.

Ahh… mereka kan bisa begitu karena punya modal besar! Jika Anda berpikir seperti itu, mungkin Anda benar. Tapi Anda harus tahu bahwa banyak juga yang bisa kaya dengan bisnis Internet tanpa modal besar, ujar Bob.

Al Arif, pemilik dan pengelola beberapa situs online, mengakui bahwa omsetnya dari jualannya di dunia maya bisa mencapai Rp100 juta ke atas setiap bulannya. Saya bukan orang IT, atau ahli komuter, background saya sarjana kedokteran, tapi saya menyukai bisnis online, terang owner strategipemasaran.com ini.
http://peluangusahamakro.blogspot.com/2015/04/kiat-sukses-bisnis-internet.html


Sejak 2004, dia telah memiliki lebih dari 20 situs dengan aneka ragam produk. Produk yang dijualnya berupa barang dan jasa, dengan nilai antara Rp10 Ribu hingga di atas RplOO juta. Anda bisa melihat beberapa situs saya seperti tokomesin.com, obatalami.com, minyak-kelapa.com, minyakVCO.com, dll, ujar dia sembari berpromosi. Sedangkan modal yang dia keluarkan untuk biaya pemasaran produk rata-rata sekitar Rp300 ribu per tahun. Hasilnya, aku dia, tergantung margin keuntungan produk. Kalau saya bisa jual produk puluhan sampai ratusan juta, keuntungannya juga jutaan, lanjut Arif lagi.

Menurut pengalamannya, risiko kegagalan pemasaran produk via internet sangat kecil. Hampir semua produk yang dia jual lweat dunia maya menuai sukses (hasil). Arus kas hampir semuanya positif. Hanya beberapa saja dari produk yang dia jual kurang berhasil. Namun kegagalan tersebut bukan disebabkan hal lain, Kecuali memang saya tidak terlalu serius mengurusnya, kilahnya.

Penulis juga sudah merasakan sedikit banyaknya dari hasil bisnis online dengan membuat beberapa blog dan memasang iklan baik iklan darimanapun juga yang bisa membuat income kita mengalir.... seperti situs blog yang sudah saya buat adalah :

Bisnis Online Sangat Menjanjikan

Bisnis online sekarang ini sudah sangat bayak di dunia maya, terutama internet, terkadang banyak juga orang yang salah gunakan, dimana Bisnis Online ini dibuat sebagai ajang untuk menipu orang yang ingin belanja atau bertransaksi hanya dengan modal kepercayaan saja tanpa saling mengenal dan tatap muka secara langsung kepada orang tersebut. 


Internet memang membuat banyak perubahan dalam segala aspek kehidupan manusia, termasuk dalam hal bisnis. Ada begitu banyak pelaku bisnis yan sudah sukses menikmati kue “pasar online”, dan yang gagal juga tak kalah banyak. Ya.. berhasil dan gagal memang seperti dua sisi mata uang yang akan saling melengkapi, tetapi dua hal tersebut (berhasil dan gagal) adalah pilihan kita sendiri. Contohlah yang sukses dalam bisnis online seperti Anne Ahira, Joko Santoso, dll.


Saya sendiri belum bisa disamakan dengan mereka, hanya saja saya pikir masih banyak kue pasar online yang tersisa ditengah makin banyaknya pejuang bisnis online di dunia ini. Jadi bagi Anda yang saat ini mempunyai blog atau akun di jejaring sosial, Anda sudah mempunyai modal awal untuk menjalankan bisnis yang tidak membutuhkan tempat dan bisa dilakukan dimana saja ini. 


Adapun jenis bisnis online yang sudah pernah dilakukan ada 13 diantaranya adalah:


1. Program Afiliasi
Adalah bisnis yang menawarkan kerjasama antara pemilik situs tertentu dengan kita yang akan bertugas sebagai agen penjualan. Sebagai seorang penjual, tentunya kita ikut memasarkan dan mempromosikan produk-produk mereka. Prosentase komisi akan sangat beragam, komisi yang besar biasanya di dapat dari penjualan e-book atau software. Contoh populer adalah Commission Junction.

2. Reseller
Bisnis seperti ini nyaris sama dengan bisnis di atas namun untuk memulainya kita harus bergabung dan mengikuti sistem produk yang telah mereka tetapkan.

3. Jual Produk Informasi
Dalam bisnis ini kita menjual informasi ilmu, keahlian yang kita miliki ataupun ilmu yang didapatkan dari orang lain. Biasanya semua informasi dikumpulkan dan dijadikan e-book yang siap jual. Kalau dipikir, seharusnya informasi bisa kita dapatkan gratis di dunia internet, namun untuk beberapa situs hanya menghimbau untuk memberikan sumbangan (donation).

4. Bisnis Iklan
Bisnis ini cukup banyak peminatnya, karena hasilnya cukup besar. Kita bisa menjadi perantara antara orang yang memiliki produk untuk dijual (advertiser) dan orang yang menayangkan iklan di web/blog pribadinya (publisher). Atau kita juga bisa menjadi publisher, asalkan kita mempunyai situs yang memiliki trafik pengunjung yang tinggi. Ada juga bisnis Text Link

5. Paid To Survey (survey online berbayar)
Kita diminta untuk melakukan survei online yang bayarannya tidak terlalu besar namun menjanjikan. Caranya kita diminta mengisi form isian survei dari perusahaan-perusahaan besar yang sedang melakukan survei tentang pasar. Informasi yang saya terima untuk warga Indonesia bayarannya masih kecil, pemabayaran tebesar biasanya untuk survei di Negara Amerika, Kanada, dan Inggris.

6. Paid To Click
Kita diminta meng-klik iklan dan melihatnya, biasanya selam 30 detik dan kita mendapat bayaran dari kegiatan tersebut. Salah satunya seperti ClixSense atau BuxNet.

7. Paid To Review
Kita harus memberikan review berupa tulisan dalam blog atau pribadi yang kita miliki tentang suatu produk. Dari hasil ulasan artikel yang dimuat dalam blog/situs kita mendapatkan bayaran. Jadi ulasanmu dihargai dengan uang. Contohnya antara lain: SponsoredReviews, Buy Blog Review, Blogvertise dan AdReviewCamp.

8. Autosurf Program
Sebuah program yang meminta kita untuk melakukan surfing di internet, yang sebelumnya kita diminta mendaftar sebagai member. Hati-hati terhadap program ini, karena banyak yang hanya menipu (scam).

9. Toko Oline
Kita menjual produk melalui internet dengan membuat situs untuk memajang produk-produk tersebut, kelebihannya kita tidak perlu memiliki gudang, kita hanya perlu bekerjasama dengan produsen produk yang kita jual. Apabila kita membuat produk sendiri akan lebih leluasa, terutama dalam penentuan harga. 

10. Content Writer
Apabila kita mempunyai kemampuan untuk menulis, kita bisa menjual hasil-hasili tulisan kita kepada pemilik blog/situs. Perlu diperhatikan bahwa sebaiknya kita menjual satu tulisan hanya kepada satu orang agar lebih unik dan tidak sama dengan yang lain. Mudah dan sederhana.

11. Jasa Online
Bila Anda memiliki ilmu tentang website, misalnya pembuatan web, desain web, web hosting, atau ilmu tentang pembuatan software, konsultan dan lain-lain. Dengan semua kemampuan tersebut Anda juga bisa menjadi konsultan.

12. Investasi Online
Kegiatan investasi (menanamkan modal/sejumlah uang) melalui internet, yang hasil akhirnya uang kita bisa bertambah tanpa harus melakukan usaha apapun. Untuk bisnis yang satu ini, saya sangat tidak menyarankan kepada para pemula, karena banyak tipu-tipu di dalamnya. Beberapa teman pernah merugi hingga puluhan juta.

13. MLM Bisnis
Sama dengan bisnis network marketing yang ada saat ini, hanya saja kita tidak harus bertatap muka dengan calon klien kita. Mengingat makin banyaknya jumlah pengguna internet di Indonesia bisnis ini cukup menjanjikan. Namun hati-hati Anda harus mencari perusahaan yang cukup solid dan terpercaya.

Lumayan banyak juga ya.. Silahkan Anda pilih bisnis mana yang menurut Saudara paling cocok. Menurut saya apapun bisnis yang kita lakukan akan mendapatkan hasil jika dilakukan dengan kemauan dan kesungguhan. Serta ada baiknya bisnis tersebut merupakan bagian dari kesenangan/hobbi kita. Selamat berbisnis online.

Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Ekonomi

Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan berikut :
  1. Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas.
  2. Sumber daya tersedia secara terbatas.
  3. Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif penggunaan (opportunity cost).

http://peluangusahamakro.blogspot.com/Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.

1. Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
  1. Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
  2. Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
  3. Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.

Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro

Dilihat dari

Ekonomi Mikro

Ekonomi Makro

Harga

Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja)

Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)

Unit analisis

Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan

Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbu8han ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.
 

Tujuan analisis

Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat.

Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan


Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi

1. Masalah kemiskinan

Upaua penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.

2. Masalah Keterbelangkangan
Masalah yang dihadapi adalah rerndahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya, rendahnya pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, renddahnya tingkat keterampilan, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya modal, produktivitas kerja, lemahnya manajemen usaha. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM, pertukranan ahli, transper teknologi dari Negara maju.

3. Masalah pengangguran dan kesempatan kerja
Masalah pengangguran timbul karena terjadinya ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerja yang tersedia. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia, pembukaan investasi baru, terutama yang bersifat padat karya, pemberian informasi yang cepat mengenai lapangan kerja

4. Masalah kekurangan modal
Kekurangan modal adalah suatu cirri penting setiap Negara yang memulai proses pembangunan. Kekurangan modal disebabkan tingkat pendapatan masyarakat yang rendah yang menyebabkan tabungan dan tingkat pembentukan modal sedikit. Cara mengatasinya memlaui peningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif.

Sejarah Koperasi di Indonesia

Pengertian Koperasi
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dab dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Prinsip Koperasi
  1. Prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 adalah:
  2. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
  3. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
  4. Pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha) dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota
  5. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
  6. Kemandirian
  7. Pendidikan perkoperasian
  8. Kerjasama antar koperasi
Sejarah Koperasi Di Indonesia
Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang sangat ka
http://peluangusahamakro.blogspot.com/
ya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak.Beberapa orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya.

Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R. Aria Wiria Atmaja di Purwokerto mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negeri (priayi). Ia terdorong oleh keinginannya untuk menolong para pegawai yang makin menderita karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi. Maksud Patih tersebut untuk mendirikan koperasi kredit model seperti di Jerman. Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode, seorang asisten residen Belanda. De Wolffvan Westerrode sewaktu cuti berhasil mengunjungi Jerman dan menganjurkan akan mengubah Bank Pertolongan Tabungan yang sudah ada menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian. Selain pegawai negeri juga para petani perlu dibantu karena mereka makin menderita karena tekanan para pengijon. Ia juga menganjurkan mengubah Bank tersebut menjadi koperasi. Di samping itu ia pun mendirikan lumbung-lumbung desa yang menganjurkan para petani menyimpan pada musim panen dan memberikan pertolongan pinjaman padi pada musim paceklik. Ia pun berusaha menjadikan lumbung-lumbung itu menjadi Koperasi Kredit Padi. Tetapi Pemerintah Belanda pada waktu itu berpendirian lain. Bank Pertolongan, Tabungan Dan Pertanian dan Lumbung Desa tidak dijadikan koperasi tetapi Pemerintah Belanda membentuk lumbung-lumbung desa baru, bank-bank desa, rumah gadai dan Centrale Kas yang kemudian menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Semua itu adalah badan usaha Pemerintah dan dipimpin oleh orang-orang Pemerintah.

Pada zaman Belanda pembentuk koperasi belum dapat terlaksana karena :
  1. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang memberikan penerangan dan penyuluhan tentang koperasi.
  2. Belum ada undang undang yang mengatur kehidupan koperasi.
  3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum politik untuk tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan itu.
Mengantisipasi perkembangan koperasi yang sudah mulai memasyarakat, Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan perundangan tentang perkoperasian. Pertama, diterbitkan Peraturan Perkumpulan Koperasi No. 43, Tahun 1915, lalu pada tahun 1927 dikeluarkan pula Peraturan No. 91, Tahun 1927, yang mengatur Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi bagi golongan Bumiputra. Pada tahun 1933, Pemerintah Hindia-Belanda menetapkan Peraturan Umum Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi No. 21, Tahun 1933. Peraturan tahun 1933 itu, hanya diberlakukan bagi golongan yang tunduk kepada tatanan hukum Barat, sedangkan peraturan tahun 1927, berlaku bagi golongan Bumiputra. Diskriminasi pun diberlakukan pada tataran kehidupan berkoperasi.

Pada Tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Pada tahun 1915 dibuat peraturan Verordening op de Cooperatieve Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatieve. Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusaha-pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi.

Namun pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Taikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai hari Koperasi Indonesia. Sekaligus membentuk Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) yang berkedudukan di Tasikmalaya (Bandung sebagai ibukota Provinsi sedang diduduki oleh tentara Belanda). Lalu kita mengenal Moh. Hatta sebagai bapak koperasi. Beliau mengusulkan didirikannya 3 macam koperasi:

Pertama, adalah koperasi konsumsi yang terutama melayani kebutuhan kaum buruh dan pegawai.
Kedua, adalah koperasi produksi yang merupakan wadah kaum petani (termasuk peternak atau nelayan).
Ketiga, adalah koperasi kredit yang melayani pedagang kecil guna memenuhi kebutuhan modal.

Bung Hatta mengatakan bahwa tujuan koperasi yang sebenarnya bukan mencari laba atau keuntungan, namun bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bersama anggota koperasi.

Enterprise Resource Planning

Please Red this article 
Enterprise Resource Planning (ERP) 

Mengacu pada pendapat Motiwalla dan Jeff (2009: 7) pengertian Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) dapat dikemukakan sebagai generasi pertama dari sistem perusahaan yang tujuannya adalah untuk mengintegrasikan data secara menyeluruh dalam mendukung semua fungsi utama perusahaan. Menurut Holtsnider dan Brian (2012: 219), ERP memiliki definisi yang luas. ERP digunakan dalam berbagai cara untuk serangkaian kegiatan yang terlibat dalam perusahaan untuk mengelola seluruh sumber daya yang ada di dalam perusahaan tersebut. 

Berdasarkan pendapat Leon (2008: 14), ERP adalah teknik-teknik dan konsep-konsep untuk pengelolaan terintegrasi suatu bisnis secara menyeluruh dari sudut pandang penggunaan secara efektif sumber daya manajemen untuk meningkatkan efisiensi manajemen perusahaan. 

Ritel 

Mengacu pada pendapat Fazriyah (2008: 4), ritel adalah sebuah bisnis yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan konsumen dan dijual secara eceran. Mengacu pada pendapat Mathur ritel dapat didefinisikan dengan menjual barang kepada pelanggan biasanya dalam kuantitas yang kecil dan tidak untuk di jual kembali. 

Point of Sales (POS) 

Menurut Hendry (2010: 1), Point of Sales (POS) adalah sebuah sistem yang terdiri dari hardware dan software yang didesain sesuai dengan keperluan dan dapat diintegrasikan dengan beberapa alat pendukung agar dapat membantu mempercepat proses transaksi. Menurutnya, sistem POS digunakan di supermarket, restoran, hotel, dan tempat-tempat lain yang membuka jasa ritel. Dalam lingkup yang luas, POS juga berarti proses pelayanan transaksi dalam sebuah toko ritel. 

SAP 

Berpusat di Walldorf, Jerman, SAP adalah pemimpin pasar dalam software aplikasi enterprise. Didirikan pada tahun 1972, SAP (System, Applications, Products in Data Processing) mempunyai sejarah yang kaya akan inovasi dan pertumbuhan dari pemimpin industri yang sesungguhnya. SAP mempunyai lebih dari 54.000 karyawan dan mempunyai lokasi penjualan dan pengembangan lebih dari 50 negara di seluruh dunia. (Wan & Jiajun. Mengacu pada pendapat Kogent Learning Solutions,Inc. (2011: 1), SAP adalah sebuah software bisnis yang dapat disesuaikan berdasarkan pada persyaratan dari user. 

Error 

Error merupakan ketidaksesuaian antara nilai yang sebenarnya dengan hasil yang diberikan oleh software dan nilai benar tertentu dari hasil untuk masukan yang diberikan. Jelasnya, error merujuk kepada perbedaan antara hasil yang sebenarnya dari software dengan hasil yang benar. Error juga digunakan untuk merujuk kepada keputusan yang salah yang diberikan dalam kasus dibandingkan dengan hasil yang benar. Error juga merujuk kepada tindakan manusia yang menyebabkan software menjadi rusak atau salah. (Agarwal, Tayal, Gupta.

Faults 

Fault merupakan suatu kondisi yang menyebabkan sistem gagal menjalankan fungsi yang diperlukan. Fault merupakan alasan utama untuk kegagalan pemakaian software, dan biasanya disebut dengan bug. Walaupun input yang diberikan benar telah dimasukkan ke dalam sistem, tetapi tetap terjadi kegagalan, maka kita dapat mengatakan bahwa sistem tersebut memiliki fault atau bug dan membutuhkan perbaikan. (Agarwal, Tayal, Gupta.

Failure 

Failure merupakan ketidakmampuan dari software untuk menjalankan fungsi yang diperlukan berdasarkan spesifikasinya. Dengan kata lain, ketika software tetap melakukan pemrosesan tanpa menunjukkan error atau fault walaupun masukan tertentu dan spesifikasi proses dilanggar, maka hal tersebut disebut dengan software failure. (Agarwal, Tayal, Gupta, 2010:190) 

Activity Diagram 

Mengacu pada pendapat Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p141), activity diagram adalah salah satu jenis workflow diagram yang menggambarkan alur aktivitas – aktivitas pengguna secara berurutan. Menurutnya, workflow adalah urutan langkah-langkah untuk memproses transaksi-transaksi bisnis. Swimlane menggambarkan aktor atau orang yang melakukan aktivitas. Starting activity (pseudo) menggambarkan titik awal dimulainya suatu aktivitas dari diagram tersebut. Transition arrow menggambarkan alur aktivitas. Activity menggambarkan aktivitas yang ada dalam suatu proses bisnis. Ending activity (pseudo) menggambarkan titik berakhirnya pelaksanaan aktivitas dalam suatu proses bisnis. Synchronization bar digunakan untuk menggambarkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan secara bersamaan. Decision activity digunakan untuk menggambarkan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pelaku bisnis. (Satzinger, Jackson, dan Burd.Untuk menggambarkan interaksi antara satu activity diagram dengan activity diagram yang lain digunakan simbol sebagai berikut: 

Simbol tersebut digunakan seperti simbol activity, hanya simbol ini menggambarkan nama activity diagram lain yang berinteraksi dengannya. Memang belum ada call activity action resmi dalam spesifikasi UML, meskipun simbol tersebut ada di dalam 

Product Specifications 

Product specification atau sering dikenal sebagai functional specification merupakan definisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

Integrasi antara SAP Business One dengan IReap POS

SAP Business One dan IReap POS merupakan dua aplikasi yang diterapkan di lingkungan yang berbeda, dimana SAP Business One dimaksudkan untuk back-end user dan IReap POS untuk front-end user. Keduanya saling berkaitan, data-data yang dimasukkan melalui IReap POS akan dikirimkan ke SAP Business One untuk diolah lagi. Selain itu, ada juga data-data yang diinput dari SAP Business One akan dikirimkan ke IReap POS untuk kebutuhan operasional. 

Tidak semua data yang dimasukkan melalui IReap POS dikirimkan ke SAP Business One. Begitu juga sebaliknya, tidak semua data yang dimasukkan melalui SAP Business One akan dikirimkan ke IReap POS. Secara garis besar, integrasi antara IReap POS dengan SAP Business One dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 

Data yang dikirim dari SAP Business One ke SAP Business One menggunakan format XML, begitu juga dengan data yang dikirimkan dari IReap POS ke IReap POS. Kedua aplikasi tersebut sama-sama menghasilkan file XML, tetapi format struktur data yang dihasilkan tentunya berbeda. Untuk menyamakan format/ template struktur data antara kedua aplikasi tersebut dibutuhkan proses transformasi. Secara rinci, terdapat enam proses utama dalam integrasi antara IReap POS dengan SAP Business One. Keenam proses tersebut adalah sebagai berikut: 

1. Export dari POS Server 
2. Tranformasi dari dokumen IReap POS ke dokumen SAP Business One 
3. Inbound ke SAP Business One 
4. Outbound dari SAP Business One 
5. Transformasi dari dokumen SAP Business One ke dokumen IReap POS 
6. Import ke POS Server 

Pada saat terjadi proses import – export dan inbound – outbound, masih banyak proses detail yang dijalankan bersamaan. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 

Test Tracking Spreadsheet 

Untuk memudahkan pengelolaan terhadap pelaksanaan pengujian dapat digunakan sebuah alat yang dinamakan sebagai test tracking spreadsheet. Dengan penggunaan test tracking spreadsheet, akan memungkinkan tester untuk melacak setiap status dari test case, mengetahui konfigurasi yang digunakan dan mengetahui siapa yang telah melaksanakan pengujian terhadap suatu test case. (Black, 2009: 200) 

Kolom pertama dari test tracking spreadsheet tersebut berisi namatest suite/ test case dari suatu pengujian. Kolom state menggambarkan status dari tiap test case. Jika kolom state ini kosong, maka mengindikasikan bahwa test case tersebut masih dalam antrian untuk dilakukan pengujian. Jika kolom ini berisi pass, maka berarti bahwa pengujian untuk test case tersebut tidak menemukan bug. Jika berisi fail, maka berarti ada bug yang ditemukan dari pengujian test case tersebut baik satu maupun lebih. 

Kolom system config berisi keterangan identifikasi untuk mengetahui konfigurasi sistem yang digunakan oleh tiap test case. Kolom bug id berisi identitas dari bug yang ditemukan dari hasil pengujian test case. Kolom ini yang nantinya akan memudahkan test team untuk melacak bug tersebut dan mereferensikannya terhadap bug report yang dibuat dalam bug tracking database. 

Kolom by berisi inisial dari tester yang telah melakukan pengujian terhadap test case. Kolom comment berisi komentar dari tester atau informasi tambahan mengenai status dari tiap test case. Kolom roll up berisi ringkasan dari informasi mengenai status dari tiap test case. Kolom ini terbagi menjadi tiga kolom, yaitu: 

a) Kolom T berisi nilai 1 jika merupakan test case. 
b) Kolom F berisi nilai 1 jika status dari test case adalah fail. 
c) Kolom P berisi nilai 1 jika status dari test case adalah pass. 

Bug Report 

Mengacu pada pendapat Black (2009: 146), bug report adalah dokumen teknis yang digunakan untuk mendeskripsikan berbagai gejala ataupun kegagalan yang berhubungan dengan suatu bug tertentu secara spesifik. Suatu dokumen bug report yang dirancang dengan baik dapat memberikan informasi yang tepat bagi tim manajemen proyek mengenai bug tersebut sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat (misalnya, apakah bug tersebut harus segera diperbaiki atau tidak). Selain itu, bug report juga dapat digunakan oleh para programmer atau developer untuk mengetahui informasi rinci mengenai suatu bug sehingga memudahkan penyelesaian bug tersebut. 

Field Bug ID berisi pengidentifikasi dari suatu bug yang dapat dijadikan referensi dari suatu test tracking spreadsheet. Field Project Name berisi informasi mengenai nama proyek dimana bug tersebut ditemukan. Field Tester berisi informasi mengenai namatester yang menemukan bug tersebut. Field Date Opened berisi informasi mengenai tanggal bug tersebut dimasukkan ke dalam bug tracking database. 

Field Quality Risk Category: Detail berisi informasi mengenai kategori rinci dari quality risk yang ditentukan secara spesifik berdasarkan bug tersebut. Field Subsystem berisi informasi mengenai subsystem dimana bug tersebut ditemukan. Field Configuration berisi informasi mengenai konfigurasi yang digunakan saat melakukan pengujian. 

Field Severity dan Priority diisi dengan skala yang sama dengan yang telah dijelaskan pada bagian failure mode and effects analysis. Field RPN pada bug report didapat dari perkalian antara penilaian severity dan priority. Dengan demikian, range dari RPN adalah berkisar antara 1 – 25, dimana nilai 1 mengindikasikan bahwa bug tersebut sangat berbahaya dan nilai 25 mengindikasikan bahwa bug tersebut hanya hal sepele yang dapat diabaikan. 

Field summary berisi uraian singkat mengenai bug. Field steps to reproduce menyediakan suatu deskripsi yang tepat dan jelas tentang bagaimana menghasilkan kembali bug tersebut. Field isolation berisi informasi untuk menyakinkan developer/ programmer bahwa bug yang ditemukan tersebut adalah benar-benar bug. Hal ini bisa dengan menyebutkan gejala-gejala timbulnya bug tersebut dan bisa juga dengan menjelaskan dampak serta penyebab dari timbulnya bug tersebut. 

Field log berisi informasi rinci mengenai siklus hidup dari suatu bug mulai dari awal ketika bug tersebut di-entry ke dalam bug tracking database.Adapun gambaran siklus hidup dari bug report dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 

State review menggambarkan status bug dimana bug telah di-input ke dalam bug tracking database dan menunggu untuk di­-review oleh reviewer sebelum bug tersebut diinformasikan kepada seluruh tim proyek pengembangan. State rejected menggambarkan status dimana bug tersebut ditolak oleh reviewer karena butuh penelitian atau informasi lebih lanjut mengenai bug tersebut. State open menggambarkan status dimana bug tersebut telah di-review dan dianggap relevan dengan informasi rinci mengenai bug tersebut dan diinformasikan keberadaannya kepada seluruh tim proyek pengembangan. 

State assigned menggambarkan status dimana bug tersebut ditugaskan kepada developer untuk mencari informasi lanjut mengenai bug tersebut serta menyelesaikannya. State test menggambarkan status dimana bug tersebut telah selesai diperbaiki oleh developer serta harus diuji untuk memastikan bahwa bug tersebut benar-benar sudah diperbaiki. 

State reopened menggambarkan status dimana bug dibuka kembali untuk diperbaiki lagi oleh developer.  State closed menggambarkan status dimana bug telah selesai diperbaiki dan telah dikonfirmasi kebenarannya melalui pengujian. State deferred dapat digunakan oleh anggota tim proyek untuk menunda perbaikan bug tersebut jika mereka menilai bahwa bug tersebut memiliki prioritas yang rendah. 

State cancelled dapat digunakan oleh anggota tim proyek untuk membatalkan perbaikan terhadap bug tersebut karena dinilai sudah tidak relevan lagi. Field Owner pada bug report menunjukkan nama orang yang bertanggung jawab terhadap bug tersebut. Dengan adanya field ini diharapkan manajer proyek dapat dengan lebih mudah melacak atau mencari informasi yang lebih rinci lagi mengenai bug tersebut. 

Field Estimated Fixed berisi informasi mengenai perkiraan tanggal bug tersebut selesai diperbaiki. Field Root Cause berisi informasi mengenai akar penyebab dari terbentuknya bug tersebut. Menurut Black root cause dari suatu bug secara umum dapat berupa: 

a) Functional 

Dari sisi functional, akar penyebab dari suatu bug dapat berupa spesifikasi yang salah, atau spesifikasinya benar tetapi implementasinya salah, atau sistem berfungsi dengan benar tetapi hasil pengujian melaporkan error yang salah. 

b) System 

Dari sisi system, akar penyebab dari suatu bug dapat berupa gagalnya komunikasi sistem internal, gagalnya hardware, gagalnya operating system, software architecture yang dibuat salah, atau asumsi perancangan sudah benar tetapi asumsi saat penerapannya salah. 

c) Process 

Dari sisi process, akar penyebab dari suatu bug dapat berupa salahnya operasional aritmatika yang diterapkan, proses inisialisasi yang salah, control atau sequence yang salah, ataupun error dalam pemrosesan. 

d) Data 

Dari sisi data, akar penyebab dari suatu bug dapat berupa tipe data yang digunakan salah, struktur data yang salah atau penyebab lainnya yang berhubungan dengan data. 

e) Code 

Dari sisi code, akar penyebab dari suatu bug dapat berupa salah pengetikan pada code. 

f) Documentation 

Dari sisi documentation, akar penyebab dari suatu bug dapat berupa salahnya dokumentasi terhadap sistem. 

g) Standards 

Dari sisi standards, akar penyebab dari suatu bug dapat berupa tidak terpenuhnya standar yang seharusnya terhadap sistem tersebut. 

h) Other 

Root cause dari bug dikategorikan ke dalam other jika akar penyebab dari bug telah diketahui tetapi tidak sesuai dengan kategori yang ada. 

i) Duplicate 

Root cause yang ini digunakan jika terdapat dua ataupun lebih bug report yang mendeskripsikan bug yang sama. 

j) NAP 

Dikategorikan sebagai NAP (Not a Problem) jika bug yang dilaporkan tersebut hanya karena pemahaman yang salah oleh tester. 

k) Bad Unit 

Root cause ini digunakan jika bug tersebut terjadi kata kegagalan hardware yang tidak diduga. 

l) RCN 

RCN (Root Cause Needed) digunakan jika status dari bug tersebut sudah closed tetapi tidak ada yang mengetahui akar penyebab dari terjadinya bug tersebut. 

m) Unknown 

Root cause unknown digunakan jika tidak ada orang yang mengetahui apa yang terjadi atas bug tersebut. 
  1. Field Phase Injected mendeskripsikan fase dimana bug tersebut dikenalkan, biasanya pada fase awal sebelum fase dimana bug tersebut teridentifikasi. 
  2. Field Phase Detected mendeskripsikan fase dimana bug tersebut teridentifikasi. 
  3. Field Phase Removed mendeskripsikan fase dimana bug tersebut berhasil diperbaiki. 
  4. Field Close Date menjelaskan tanggal dimana status dari bug tersebut menjadi closed. 
  5. Field Resolution mendeskripsikan bagaimana bug tersebut diperbaiki. 
Dari semua bug report yang telah dimasukkan ke dalam bug tracking database maka dapat dibuatkan grafik-grafik yang mendukung sebagai laporan terhadap manajer proyek.

Failure Mode and Effects Analysis

Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) 

Menurut Shirouyehzad, Dabestani, dan Badakhshian, implementasi ERP (enterprise resource planning) telah menjadi salah satu tantangan besar bagi perusahaan-perusahaan dalam dekade akhir ini dan terdapat banyak halangan untuk mengimplementasikan ERP dengan sukses. Perusahaan dapat mengurangi akibat dari kegagalan implementasi dengan mengidentifikasi apa yang menjadi kekuatan dan kelemahannya. Salah satu metode yang dapat diaplikasikan yang dapat mencegah terjadinya kecacatan (defect) dalam implementasi adalah failure mode and effect analysis (FMEA). 

FMEA merupakan teknik perancangan yang secara sistematis mengidentifikasi dan menginvestigasi kelemahan sistem yang potensial (produk atau proses) yang terdiri dari metodologi untuk menganalisa kemungkinan-kemungkinan bagaimana kegagalan sistem dapat terjadi, kegagalan-kegagalan yang mungkin terjadi (potential effects of failures) pada performa dan keamanan sistem, dan seberapa besar dampak dari masalah-masalah ini. Tujuan dari FMEA ini adalah untuk mencegah kegagalan yang tidak dapat diterima dan untuk membantu manajemen mengalokasikan sumber dayanya dengan lebih efisien. 

FMEA (Failure Mode and Effects Analysis) merupakan sebuah teknik untuk mengerti dan memprioritaskan cara-cara kegagalan yang mungkin (atau yang beresiko terhadap kualitas) dalam fungsi-fungsi sistem, fitur-fitur, atribut-atribut, kemampuan-kemampuan, komponen-komponen, dan interfaces. (Black, 2009: 32). 

1) System Function or Feature 

Dalam baris-baris yang ada, dimasukkan deskripsi yang singkat dari fungsi sistem. Jika yang dimasukkan merepresentasikan sebuah kategori, maka harus dibagi-bagi ke dalam fungsi-fungsi atau fitur-fitur spesifik dalam baris berikutinya.

2) Potential Failure Mode(s)—Quality Risk(s). 

Untuk tiap-tiap fungsi atau fitur spesifik (tapi bukan untuk kategori itu sendiri), yang dimasukkan ke dalam kolom ini mengidentifikasikan cara kegagalan itu ditemukan, yang berkaitan dengan resiko-resiko kualitas yang berhubungan dengan hilangnya sistem tertentu. Tiap-tiap fungsi atau fitur spesifik dapat mempunyai lebih dari satu ragam kegagalan (failure modes). 

3) Potential Effect(s) of Failure

Setiap ragam kegagalan dapat mempengaruhi user dalam satu atau lebih cara. Isi dalam kolom ini dibuat secara umum dibandingkan dengan mencoba mengantisipasi setiap hasil yang tidak inginkan. 

4) Critical? 

Dalam kolom ini, diindikasikan apakah efek-efek potensial tersebut mempunyai konsekuensi kritis bagi user. Apakah fitur atau fungsi produk tidak dapat digunakan sama sekali jika kegagalan ini terjadi? 

5) Severity 

Kolom severity ini (Black, 2009: 33) menunjukkan setiap efek dari kegagalan (segera ataupun tertunda) pada sistem. Digunakan skala 1 (terburuk) hingga 5 (paling tidak berbahaya), sebagai berikut: 

1. Hilangnya data, kerusakan hardware, atau masalah keamanan. 
2. Hilangnya fungsionalitas tanpa adanya solusi. 
3. Hilanznya fungsionalitas dengan adanya solusi. 
4. Hilangnya sebagian fungsionalitas. 
5. Hal-hal kecil lainnya. 
6) Potential Cause(s) of Failure 

Kolom ini mendaftarkan faktor-faktor yang mungkin memicu terjadinya kegagalan, contohnya kesalahan operating system, kesalahan user, atau penggunaan secara normal. (Black, 2009: 33). 

7) Priority 
Priority (Black, 2009: 34) berarti efek dari kegagalan terhadap user, customer, dan operator. Digunakan skala 1 (terburuk) hingga 5 (paling tidak berbahaya), sebagai berikut: 

1. Hilangnya nilai sistem secara total 
2. Kehilangan nilai sistem yang tidak dapat diterima 
3. Pengurangan nilai sistem yang mungkin dapat diterima 
4. Pengurangan nilai sistem yang dapat diterima 
5. Pengurangan nilai sistem yang tidak berarti 
8) Detection Method

Kolom ini mendaftarkan metode atau prosedur yang ada seperti aktivitas-aktivitas pengembangan atau pengujian vendor yang dapat menemukan masalah sebelum hal tersebut mempengaruhi user, kecuali tindakan-tindakan yang dilakukan nantinya (seperti membuat dan mengeksekusi test suite) yang mungkin dilakukan untuk menemukannya. 

9) Likelihood 

Angka pada kolom ini merepresentasikan kerentanan, dari 1 (paling mungkin) hingga 5 (paling tidak mungkin), yang berkaitan dengan: a) eksistensi dari produk yang berdasarkan pada faktor-faktor resiko teknis seperti kerumitan dan kecacatan yang pernah terjadi sebelumnya; b) lepas dari proses pengembangan yang ada; dan c) gangguan pada operasi user. Digunakan skala 1 sampai 5 seperti berikut ini 

1. Pasti mempengaruhi semua user 
2. Kemungkinan besar mempengaruhi sebagian user 
3. Mungkin mempengaruhi sebagian user 
4. Pengaruh terbatas ke beberapa user 
5. Tidak dapat dibayangkan dalam penggunaan sebenarnya. 

10) RPN (Risk Priority Number) 
Kolom ini menceritakan betapa pentingnya melakukan pengujian ragam kegagalan tertentu. RPN (Risk Priority Number) merupakan hasil dari severity, priority, dan likelihood. Karena digunakan skala dari 1 sampai 5 untuk ketiga parameter ini, maka RPN berkisar antara 1 (resiko kualitas yang paling berbahaya) hingga 125 (resiko kualitas yang paling tidak berbahaya). 

11) Recommended Action 
Kolom ini berisi satu atau lebih tindakan untuk setiap efek potensial untuk mengurangi resiko yang berkaitan (yang menekan RPN menuju angka 125). 

12) Who/When? 

Kolom ini mengindikasikan siapa yang bertanggung jawab untuk setiap tindakan yang disarankan dan kapan mereka bertanggung jawab untuk tindakan tersebut (contohnya, dalam fase mana). 

13) References 

Kolom ini menyediakan referensi untuk informasi tambahan tentang resiko kualitas. Biasanya, berkaitan dengan spesifikasi produk, dokumen persyaratan dan sejenisnya. 

14) Action Results 

Kolom terakhir ini (tidak terdapat pada gambar) mengizinkan untuk mencatat pengaruh dari tindakan yang diambil pada priority, severity, likelihood, dan nilai RPN. Kolom ini digunakan setelah mengimplementasikan pengujian, bukan pada awal FMEA. 

Teori-Teori Khusus Dalam Bisnis

Testing 

Pengujian (testing) merupakan fase yang penting untuk memastikan kualitas dari suatu pengembangan software. Alasan utama untuk mengadakan pengujian adalah untuk menemukan bugs di dalam software. Walaupun tidak ada bugs yang ditemukan, pengujian tidak dapat menjamin bahwa software tersebut bebas dari bugs. Pengujian meningkatkan keyakinan terhadap reliabilitas software. Selain itu, jika kita dapat memprediksi kerusakan dari software, kita dapat menghemat waktu dan juga biaya untuk pengembangan software. 

(a) Phased Test 

Pendekatan phased test (Black, 2009: 8) menyusun pengujian secara metodis melintasi fokus pengujian granularity spectrum, dari pengujian struktural menuju pengujian behavioral black-box hingga pengujian live. 

(b) Integration/Product Testing 

Pengujian integrasi atau produk (Black, 2009: 6) melibatkan penguji untuk menemukan bugs yang terdapat dalam hubungan dan interface antara pasangan-pasangan komponen dan sekumpulan komponen dalam sistem yang dilakukan pengujian. 

(c) System Testing 

Dalam fase ini, penguji mencari berbagai jenis bugs dalam sistem secara keseluruhan yang terintegrasi secara utuh. Kadangkala, seperti dalam pengujian instalasi dan kegunaan, pengujian ini melihat sistem dari perspektif customer atau end user. Di lain waktu, pengujian ini juga dirancang untuk menekankan aspek-aspek tertentu dari sistem yang mungkin tidak disadari oleh user tetapi bersifat kritis untuk jalannya sistem yang benar. 

(d) Acceptance/ User Acceptance Testing 

Acceptance testing atau pengujian penerimaan (Black, 2009: 7) seringkali mencoba untuk menunjukkan sejauh mana sistem telah memenuhi persyaratan yang ada. Fase pengujian ini biasanya dilakukan dalam perjanjian dimana keberhasilan pengujian mewajibkan pembeli untuk menerima sistem yang ada. Pengujian ini melibatkan data-data yang dibutuhkan untuk go live, lingkungan sistem, dan user scenario. 

(e) Functional Test 

Kadangkala frasa ini mempunyai makna yang sama dengan behavioral tests, tetapi dapat juga berarti pengujian yang berfokus kepada ketepatan fungsionalitas dengan seksama. Dalam kasus ini, functionality test atau pengujian fungsionalitas harus ditambahkan dengan pendekatan pengujian yang lain untuk mengatasi resiko-resiko kualitas yang penting seperti performa, beban, kapasitas, volume, dan sebagainya. 

(f) Test Architecture 

Test system architecture merupakan sebuah dokumen yang mendefinisikan prinsip-prinsip perancangan, struktur, dan alat-alat yang digunakan dalam testware dan test environment, layaknya juga kebergantungan antara bagian-bagian utama; independent terhadap proyek, tetapi merefleksikan sistem yang diuji. 


(g) Testware 

Testware meliputi semua peralatan, dokumen-dokumen, scripts, data-data, kasus-kasus, mekanisme pelacakan, dan hal-hal lainnya yang digunakan tim pengujian untuk melakukan pengujian. (Black, 2009: 80). 

(h) Test Environment 

Test environment atau lingkungan pengujian meliputi hardware, software, networks dan infrastruktur lainnya, kertas, perlengkapan lainnya, fasilitas, laboratorium atau tempat yang digunakan, dan hal-hal lainnya yang timpengujian dapatkan, instalasi, dan konfigurasi untuk menjalankan sistem pengujian dengan tujuan melakukan pengujian.

(i) Test Case 

Test case merupakan urutan langkah-langkah, sub dari langkah-langkah tersebut, dan tindakan-tindakan lain yang dijalankan secara berurutan, atau merupakan kombinasi-kombinasi dari konsekuensi yang menciptakan kondisi pengujian yang diinginkan sehingga dapat digunakan untuk evaluasi. Test case menurut Ammann dan Jeff (2008: 15) tersusun dari test case value, hasil yang diharapkan, prefix value, postfix value yang dibutuhkan untuk eksekusi secara lengkap dan evaluasi dari software di dalam pengujian. Test case value (2008: 14) merupakan masukan yang diperlukan untuk menyelesaikan eksekusi dari software yang berada dalam pengujian. Prefix value (2008: 15) berarti masukan apa pun yang diperlukan untuk menempatkan software ke dalam kondisi yang benar untuk menerima test case value. Sedangkan postfix value berarti masukan apapun yang butuh untuk dikirimkan ke software setelah test case value dikirimkan. 

(j) Test Suites 

Test suite merupakan sebuah kerangka untuk melakukan eksekusi terhadap sekumpulan test case; suatu cara mengatur test case. Dalam sebuah test suite, test case dapat digabungkan untuk menjadi kondisi-kondisi pengujian yang unik

(k) Test Plan 

Test plan biasanya mendeskripsikan ruang lingkup pengujian, tujuan pengujian, strategi pengujian, lingkungan pengujian, hasil yang didapatkan dari pengujian (deliverables), resiko dan penanggulangannya, jadwal, tingkatan pengujian yang akan digunakan, metode, teknik, dan alat-alat yang digunakan. Test plan seharusnya memenuhi kebutuhan dari perusahaan dan client. 

(l) Setting 

Dalam kaitannya dengan perencanaan pengujian, setting dideskripsikan dengan bagaimana kita ingin menjalankan pengujian dan cara organisasi menghubungkan pengujian ini dengan seluruh bagian organisasi. 

(m) Transitions 

Untuk setiap fase pengujian, sistem dalam pengujian harus memenuhi serangkaian kualifikasi minimal sebelum organisasi pengujian dapat menjalankan pengujian dengan efektif dan efisien. 

(1) Entry Criteria 

Serangkaian petunjuk pengambilan keputusan yang mengindikasikan apakah proyek siap memasuki fase pengujian tertentu. Entry criteria biasanya menjadi semakin ditekankan pada integration testing dan system testing. 

(2) Continuation/ Stopping Criteria 

Serangkaian petunjuk pengambilan keputusan yang mengindikasikan apakah fase tertentu dari pengujian dijalankan dengan efektif dan efisien. Sebaliknya, ketika digunakan sebagai stopping criteria, petunjuk ini diekspresikan sebagai istilah dalam menentukan apakah pengujian harus berhenti dikarenakan kualitas sistem dalam pengujian yang buruk atau masalah logika sistem yang berhubungan dengan pengujian sistem. 

(3) Exit Criteria 

Serangkaian petunjuk pengambilan keputusan yang mengindikasikan apakah proyek siap untuk melewati fase pengujian tertentu, atau berpindah dari satu fase ke fase lain atau menyelesaikan proyek. Exit criteria biasanya menjadi semakin ditekankan pada integration testing dan system testing.  

(n) Test Development 

Test development (Black, 2009: 61) dalam perencanaan pengujian digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana tim pengujian akan menciptakan setiap obyek-obyek pengujian, seperti test cases, test tools, test procedures, test suites, test scripts, dan seterusnya. 

(o) Test Configurations and Environtments 

Test configuration and environtments dalam perencanaan pengujian digunakan untuk mendokumentasikan hardware, software, network, dan pengaturan tempat yang seperti apa yang akan digunakan untuk pengujian.

(p) Test Execution 

Dalam perencanaan pengujian bagian ini menunjukan faktor-faktor penting yang berhubungan dengan eksekusi pengujian. Contohnya, untuk menjalankan pengujian, seringkali dibutuhkan barang-barang dari pihak luar, sumber-sumber daya utama dan sistem untuk diuji. Dalam menjalankan pengujian ini, kita akan mengumpulkan data-data yang akan ditinjau, dianalisis, dan dilaporkan kepada tim, rekan kerja, dan manager

(1) Resources 

Dalam perencanaan pengujian, bagian ini mengidentifikasikan peserta-peserta kunci dalam usaha pengujian dan peran dari mereka masing-masing, beserta dengan sumber daya-sumber daya lain yang belum diidentifikasikan. 

(2) Test Case and Bug Tracking 

Dalam perencanaan pengujian, bagian ini berhubungan dengan sistem yang digunakan untuk mengolah dan meninjau test cases dan bugs. Peninjauan test cases merujuk kepada spreadsheets, database atau alat yang digunakan untuk mengolah semua test cases di dalam test suites dan bagaimana perkembangan dari pengujian tersebut ditinjau. 

(3) Bug Isolation and Classification 

Dalam perencanaan pengujian, bagian ini digunakan untuk menjelaskan seberapa jauh bugs akan diisolasi dan diklasifikasikan dalam laporan bugs. Mengisolasi bugs berarti mengadakan percobaan dengan sistem yang diuji dalam usaha pengujian untuk mendapatkan variabel yang berkaitan, kualitas atau sejenisnya. Mengklasifikasikan laporan bugs berarti menempatkan bugs yang ditemukan ke dalam kategori-kategori tertentu yang mengindikasikan bagaimana bugs seharusnya dikomunikasikan dan diatasi. 

(4) Test Cycle 

Eksekusi total atau sebagian dari semua test suite yang telah direncanakan untuk setiap fase pengujian. Setiap fase pengujian setidaknya melibatkan paling tidak satu siklus melalui semua test suite yang telah ditentukan. Test cycle biasanya berhubungan dengan perilisan suatu sistem dalam pengujian, seperti software atau motherboard. Umumnya, pengadaan pengujian baru terjadi selama fase pengujian, yang akan memicu munculnya test cycle yang lain.

Integrated Retail Application Point of Sales

Integrated Retail Application Point of Sales (IReap POS). Berdasarkan website resmi PT Sterling Tulus Cemerlang. IReap POS merupakan solusi lengkap yang dikembangkan oleh STEM berdasarkan oleh banyaknya proyek implementasi mySAP untuk perusahaan ritel, dan interaksi dengan pemain ritel yang menjanjikan di Indonesia. 

IReap POS terbagi ke dalam beberapa fungsi utama, yaitu order, sales, inventory, physical inventory, loyalty, miscellaneous, report, administration, dan personnel. 

a) Order 
Modul Order digunakan untuk melayani pemesanan item yang sedang tidak tersedia di toko sehingga harus dilakukan pengiriman dari Head Office. 

b) Sales 
Modul Sales digunakan untuk melayani transaksi penjualan yang terjadi di toko. 

c) Inventory 
Modul Inventory digunakan untuk mencatat persediaan barang dan perubahan keluar masuk barang yang ada serta untuk menyesuaikan data persediaan yang ada di sistem dengan jumlah fisik barang yang ada di gudang. 

d) Loyalty 
Modul loyalty digunakan untuk untuk mendukung pengelolaan data member (customer). 

e) Miscellaneous 
Miscellaneous digunakan untuk mencatat arus kas masuk dan arus kas keluar (petty cash). 

f) Report 
Modul report digunakan untuk mencetak dan melihat laporan-laporan yang dihasilkan, yang terbagi ke dalam sales reporting, misc, dan inventory reporting. 

g) Administration 
Modul ini digunakan untuk mendukung proses administrasi termasuk melakukan proses start of day, mengelola exchange rate, memantau proses upload dan download data, mengedit MOP (means of payment), system diagnostic dan proses backup data. 

h) Personnel 
Modul ini digunakan untuk mencatat absensi karyawan, mendaftarkan sidik jari karyawan untuk proses absensi atau mengganti password karyawan serta untuk mencatat permintaan cuti atau izin karyawan. 

SAP Business One 
Mengacu pada pendapat Anderson (2011: 60), SAP Business One dirancang untuk firma kecil, yang secara umum memiliki karyawan kurang dari 100 orang, yang memiliki lebih dari lima kantor cabang atau lokasi-lokasi dan kantor cabang yang independen. SAP menempatkan Business One sebagai solusi yang ideal untuk kantor-kantor cabang dari perusahaan multinasional karena solusi ini dengan mudah terhubung dengan solusi SAP Business Suite di kantor utama perusahaan. 

Layaknya pada solusi SAP ERP, Business One mendukung proses-proses bisnis penting seperti Financial Management, Warehouse Management, Purchasing, Inventory, Manufacturing, Banking, dan CRM (Customer Relationship Management). 

a) Sales 
Secara umum, gambaran proses sales adalah sebagai berikut:.  Alur dokumen proses penjualan secara umum dimulai dari: 
  1. Sales quotation: tawaran atau proposal yang berisi komitmen harga terhadap suatu produk/ jasa tertentu yang akan diberikan kepada customer atau lead jika diterima. 
  2. Sales order: komitmen dari customer atau lead untuk membeli suatu produk atau jasa dengan jumlah dan harga tertentu yang telah disepakati 
  3. Delivery note: dokumen yang secara umum mengindikasikan bahwa barang telah dikirimkan kepada customer. 
  4. Return: dokumen retur digunakan untuk membalikkan sebagian atau seluruhnya suatu posting delivery note yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan ketika customer meretur barang atau dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang telah dibuat dalam base document sebelum A/R Invoice di-posting. 
  5. A/R Invoice: dokumen yang harus dibuat dalam proses penjualan yang merupakan permintaan untuk pembayaran atau mencatat pendapatan dalam laporan laba-rugi. 
  6. A/R Invoice plus payment: merupakan dokumen A/R Invoice yang digunakan untuk penjualan tunai bagi one-time customers. 
  7. A/R Credit Memo: dokumen ini digunakan untuk membalikkan sebagian atau seluruhnya suatu posting dari A/R Invoice. Dokumen ini digunakan ketika customer mengembalikan barang yang A/R Invoice-nya telah dibuat atau digunakan untuk memperbaiki kesalahan yang ada pada dokumen A/R Invoice. 
  8. Incoming payments: pembayaran dalam proses sales yang bisa dilakukan dalam empat cara, yaitu tunai, cek, kartu kredit dan transfer bank. 
b) Banking 
Incoming payments adalah pembayaran dalam proses sales yang bisa dilakukan dalam empat cara, yaitu tunai, cek, kartu kredit dan transfer bank.Deposits adalah sejumlah uang yang dibayar kepada suatu lembaga keuangan atau bisnis untuk kredit pada suatu akun. Pembayaran deposit tersebut dapat dilakukan baik secara tunai, cek ataupun dengan kartu kredit. Outgoing payments adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk membayar suatu produk atau jasa. 

Payment system/ wizard adalah batch tool yang secara otomatis membuat suatu incoming/ outgoing payment untuk melunasi A/R dan atau A/P Invoice. Adapun jenis atau metode pembayaran yang dimungkinkan dengan alat ini mencakup cek, transfer bank dan bills of exchange (hanya tersedia pada beberapa negara tertentu, tidak termasuk Indonesia). Bank statements adalah pemberitahuan yang mengikat secara hukum dari suatu bank untuk memberitahukan mitra bisnisnya mengenai turnovers pada rekening.  Reconciliation adalah perbandingan rekening untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan dalam perhitungan atau item yang dimasukkan.

c) Inventory 
Sesuai dengan sumber dari SAP library (2011), modul inventory pada SAP Business One 8.82 mencakup pengelolaan master data barang; manajemen serial number dan batch number; pengelolaan transaksi inventory seperti goods receipt, goods issue, inventory transfer, initial item quantity settings, dan inventory counts; pengelolaan price lists; proses pick and pack; dan pembuatan laporan-laporan inventory terkait. 
  1. Item Master Data: berfungsi untuk pengelolaan semua data barang yang dibeli, dijual, diproduksi, atau disimpan sebagai persediaan barang serta service dari perusahaan. Item master data ini digunakan oleh modul purchasing, sales, production, warehouse management, accounting, dan service. 
  2. Item Management: fungsi yang memungkinkan pengguna untuk menginput dan memodifikasi informasi dari suatu item. (SAP, 2011: 75). 
  3. Inventory Transaction: mencakup fungsi-fungsi untuk mendukung goods receipt, goods issue, inventory transfer, initial item quantity settings, dan inventory counts. 
a. Goods Receipt 
Goods receipt adalah dokumen yang digunakan untuk mencatat penerimaan persediaan barang tanpa ada hubungan langsung dengan dokumen lainnya seperti dokumen-dokumen dari penjualan maupun pembelian. 

b. Goods Issue 
Goods issue adalah dokumen yang digunakan untuk mencatat pengeluaran persediaan barang tanpa ada hubungan langsung dengan dokumen lainnya pada modul lain. 

c. Inventory Transfer 
Inventory transfer digunakan untuk mencatat transaksi pemindahan barang dari satu gudang ke gudang lainnya. 

4. Price Lists 
Price lists digunakan untuk mencatat daftar harga yang berbeda-beda untuk suatu barang. Saat pembuatan dokumen sales maupun purchasing, SAP Business One akan mengambil harga sesuai dengan daftar harga yang di-assign terhadap business partner-nya. 

5. Pick and Pack 
Pick and pack pada SAP Business One memungkinkan user untuk mengotomatisasi pemrosesan sales order dan A/R reserve invoice dengan cara yang teratur, mulai dari pembuatan daftar pick up sampai pengemasan untuk pengiriman dengan dokumen delivery. 

6. Inventory Reports 
Inventory reports pada SAP Business One digunakan untuk melihat laporan-laporan terkait dengan item tertentu, persediaan barang yang ada beserta penilaian persediaannya.

Strategi Bisnis Perusahaan

Berikut ini akan membahas mengenai bagaimana Suatu Perusahan melakukan bisnisnya, dan apa-apa saja Strategi yan dilakukan oleh Perusahaan tersebut yang di dalam pembahasan ini dibuat contohnya PT. Mustika Ratu.

a. Strategi Promosi

Strategi yang dapat dilakukan pihak manajemen PT. Mustika Ratu untuk memperbaiki strategi promosinya selama ini yang menggunakan endorser puteri Indonesia.

b. Strategi Penjualan

http://peluangusahamakro.blogspot.com/Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan penjualan ke depan, perusahaan senantiasa memperbaiki sistem pendistribusian barang agar penyebarannya dapat merata ke seluruh pelosok daerah baik melalui cabang-cabang perseroan yang dibantu dengan depo-deponya maupun dari distributor-distributor yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia. Perseroan juga terus meningkatkan penetrasi pasar di mancanegara yang mengalami pertumbuhan penjualan cukup besar pada tahun 2005.

b. Strategi Pelayanan

Di pertengahan tahun 2005, perseroan membentuk consumer service center untuk mengaplikasikan konsep-konsep pemenuhan harapan pelanggan terhadap produk-produk perseroan. Dengan adanya consumer service center ini, perseroan diharapkan dapat berinteraksi dengan konsumen akhir , pelanggan maupun mitra usaha dan pada akhirnya dapat menciptakan hubungan yang harmonis diantara mereka.

c. Strategi Pemasaran

Perseroan terus mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dalam pasar domestik dan mancanegara dengan memproduksi dan memasarkan produk untuk segala jenis usia, jender maupun tingkat social masyarakat. Sebagai pelopor kecantikan, Perseroan senatiasa mengikuti trend tat arias yang menjadi dambaan seluruh wanita Indonesia dengan meluncurkan Trend Warna 2006 “Swarna Puspa Swarga” untuk seri Mustika Ratu dan “Uniquely You” untuk seri Mustika Puteri sebagai trend setter dalam tat arias remaja.

d. Strategi SDM

Perseroan secara aktif terus mengembangkan seluruh aspek yang berhubungan dengan sumber daya manusia.Pengembangan usaha perseroan menuntut adanya sumber daya manusia yang handal dengan standar kualitas yang tinggi pada setiap lini organisasi. Strategi utama yang dilakukan oleh perseroan adalah membangun dan mengembangkan kapabilitas organisasi untuk mendukung pertumbuhan usaha.

e. Strategi Pasar Luar Negeri

Dalam rangka memenuhi permintaan pasar luar negeri atas produk-produk perseroan. Pada tahun 2005 Perseroan telah membuka pasar ekspor baru untuk Negara China dan Pakistan.Sedangkan rencana pengembangan pasar ekspor ke depan meliputi beberapa Negara seperti Nigeria, Philipina, dan Thailand. Saat ini perseroan tengah giat melakukan strategi pemasaran khususnya di Negara Malaysia dengan meningkatkan penetrasi pasar di modern market dan menempatkan sales representative pada tiap-tiap distributor. Sedangkan untuk Negara-negara lainnya strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan penambahan jenis item produk misalnya produk Ginteh di Arab Saudi dan produk seri Ayudara di Negara Rusia.Sedangkan di Negara Brunei Darussalam dan Hongkong, perseroan melakukan penerapan system Pareto Product sehingga persediaan produk menjadi lebih terkontrol dan service level meningkat.Disamping itu, perseroan terus meningkatkan promosi terutama kegiatan promosi below the line.

f. Strategi Distribusi

Perseroan memiliki jaringan distribusi yang luas, di beberapa cabang di kota-kota besar di pulau Jawa ditambah dengan puluhan distributor di seluruh Indonesia dan Mancanegara.

g. Strategi Produksi
Dalam melakukan proses produksi perseroan telah menerapkan CPKB (Cara Produksi Kosmetika yang Baik) dan CPOTB (Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik) agar hasil produksinya bisa diterima pasar local maupun mancanegara.Dalam iklim bisnis yang tingkat persaingannya sangat ketat, tuntutan produk yang sesuai dengan selera konsumen menjadi sulit karena pilihan dipasar yang sangat beragam, sehingga diperlukan produk yang berkualitas, praktis dan ekonomis.

Demikian sedikit pembahasan mengenai Strategi Bisnis Suatu Perusahaan. semoga bermanfaat