Dalam Zulkifli Amsyah (1997,h.xiii) informasi adalah data yang sudah diolah ke dalam bentuk tertentu sesuai keperluan manajemen. Data adalah fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan atau direkam ke dalam berbagai bentuk media.
Informasi menurut Gordon B. Davis dalam Zulkifli Amsyah (1997,h. 289) adalah data yang sudah diproses bentuk yang berguna bagi pemakai, dan mempunyai nilai pikir yang nyata bagi pembuatan keputusan pada saat sedang berjalan atau untuk prospek masa depan.
Menurut Veithzal Rivai (2008, h 524) informasi adalah sebuah mata rantai kritis unkuk menuju keberhasilan berbagai kemungkinan bagi perencanaan SDM. Dalam perannya, volume, kualitas dan ketetapan waktu informasi dapat menyediakan potensi baru untuk kemajuan masnusia untuk bertindak dalam menghadapi berbagai rintangan yang besar untuk kemajuan dan perkembangan perencanaan tersebut.
Sistem informasi menurut Zulkifli Amsyah (1997,h. 4) yaitu suatu rangkaian informasi yang didalamnya terdapat bagian-bagian yang berhubungan dan saling berketergantungan satu sama lain, mulai dari bagian yang besar ke bagian yang lebih kecil, yaitu dari sub,subsub, subsubsub dan seterusnya sampai yang terkecil.
Sistem informasi SDM (Human Recouces Information System) adalah prosedur sistematik untuk pengumpulan, menyimpan, mempertahankan, menarik dan memvalidasi data yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk meningkatkan keputusan SDM. Dengan kata lain Sistem Informasi SDM mempunyai kemampuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan atau pilihan banyak orang yang lebih berhubungan dengan aktivitas perencanaan SDM baru. Pilihan sistemnya impresif, hal ini meliputi termasuk sentralisasi, desentralisasi, segmentasi dan kemperhensif.
Sebagai contoh, hasil penelitian pada sebuah perusahaan besar seperti Bank dengan bisnis yang kompleks yang disertai dengan resiko yang besar, ada empat area utama paralel dari pertimbangan dengan melakukan perencanaan SDM dan integritasnya kepada aktivitas karyawan konvensional sehingga diperlukan sistem informasi akurat dan tepat waktu untuk mendukung.
1. Perencanaan SDM.
Area tersebut mereflesikan analisis yang berkelanjutan dengan kunci spesialisasi yang jarang, perubahan kemampuan dan keperluan perencanaan yang lebih maju, yang intinya: “apa kebutuhan sistem informasi yang akan mengembangkan program perencanaan SDM”.
2. Kegunaan Karyawan.
Merefleksikan kebutuhan untuk meningkatkan analisis SDM, untuk mengidentifikasikan kebutuhan kemampuan SDM dan untuk menentukan klasifikasi pada pekerjaan tertentu. Juga, moral dari banyak SDM dan para manajer yang masih rendah karena kekurangan akses informasi untuk mempromosikan kesempatan pada perluasan bisnis dan jaringan bisnis.
3. Pengembangan SDM
Banyak manajer dan karyawan merasa bahwa terlalu kecil kemajuan yang dibuat dalam mengembangkan manajer senior dengan pandangan yang luas dan mengerti bisnis mereka. Sebagai tambahan, karyawan pada level yang lebih rendah, merasa sedikit kesempatan yang ada untuk kemajuan ke penyelia dan rangking manajemen menengah. Pelatihan yang diberikan cukup memadai. Kinerja penyelia dan manajerial membutuhkan kompetensi teknikal dan hubungan masyarakat, tetapi tidak satupun kedua kemampuan tesebut menerima banyak perhatian pada masalah perusahaan.
4. Perekrutan. Manajemen trainee/program perekrutan tidak menyediakan sejumlah orang yang cukup memadai.
No comments:
Post a Comment