Bahasa dalam Konteks Keilmuan


Dalam konteks ini, ilmu tak lain adlah pengetahuan yang teratur tentang fenomena alam dan penelitian yang rasionsl tentang relasi-relasi antara konsep-konsep dengan fenomenayang diungkapkannya. Berkenaan dengan penggunaan bahasa untuk kepentingan keilmuan, Rusyana (1989:45) mengajukan  beberapa syarat agar dapat bahasa itu menjalankan fungsi yang selaras dengan sifat-sifat ilmu. Syarat-syarat yang dimaksud adalah;        
.           (1)jelas, (2)deskriptif, (3)bernalar,(4) dapat dikontrol,(5)sederhana, dan (6) menunjukan bahasa yang abstrak. Syarat pertama, Kejelasan antara lain dapat terindikasi dari (a) arti kata yang tidak menimbulkan keragu-raguan,(b)diciptakannya istilah- istilah yang kandungan maknanya didefisikan,(c) sturuktur dan makna kalimat yang jelas, (d)adanya satu pokok yang jelas dalam paragraf dan kepaduan kalimat-kalimat yang mengacu kepada satu pokok daalam paragraf. Kedua, Sifat deskiptif yang dimaksud adalah bahasa itu menggambarkan kenyataan empiris dengan spesifik, tertentu, dan terinci sehingga dapat dibuktikan kesesuaiannya dengan yang digambarkan itu.Ketiga, bahasa yang bernalar amat diperlukan untuk menyatakan hubungan sebab akibat atau menyatakan hubungan fungsional.Keempat, pernyataan –pernyataan yang disusun haruslah dapat dikontrol. Kelima, Bahasa ilmu haruslah memiliki kesederhanaan. Gejala-gejala dijelaskan  secara ekonomis.Keenam, pengguna bahasa keilmuan menuju bahasa yang abstrak.Hal ini selaras dengan aarah yang dituju oleh ilmu,yakni dari hal-hal kongkrit menuju generalisasi dan selanjutnya teori( RUSYANA,1989:45).
Khusus berkenaan dengan syarat menuju bahasa yang abstrak dapat  diperbandingkan antara bahasa yang konkrit dengan bahasa konkrit dengan bahasa yang abstrak yang sejalan dengan arah yang dituju oleh imu.Bahasa konkrit , yang antara lain terindikasikan dari kata-kata konkrit menunjuk pada objek dan pengalaman yang nyata. Kata konkrit mengekspresikan kwalitas yang merupakan bagian dari suatu yang nyata atau peristiwa tertentu(Rottenberg, 1988:150)
            Tulisan deskripsi cederung bertumpu pada bahasa kongkrit.
Meskipun argumen bersandar pada bahasa kongkrit, tetapi argumen itu juga menggunakan istilah abstrak, jauh lebih luas ketimbang tulisan lain,  penggunaan abstraksi secara efektif dalam argumen penting dilakukan setidaknya karena dua alasan berikut.
            Pertama, astraksi mengrepresentasikan kwalitas, karaktristik,dan nilai- nilai ynag dijelaskan , dipertahankan dan ditentukan oleh penulisnya. Kedua, ia memungkinkan penulis untuk menggeneralisasikan data. Abstraksi dapat bermaknanakan pengalaman hingga sampai pada kesimpulan (Rottenberg, 1988:150)
            Dari perbandingan antara bahasa konkrit dengan bahasa abstrak diatas disyaratkan bahwa arah yang dituju oleh ilmu menuntut diberdayakannya berarti bahasa agar dapat berfungsi untuk mengabstraksikan fenomena empiris yang komplit menjadi pernyatan – pernyataan abstrak baik dalam bentuk hipotesis maupun teori.

No comments:

Post a Comment