Metode Evaluasi Kinerja

Metode yang digunakan dalam evaluasi kinerja menurut Gordon C.Anderson (1993,h 23) yaitu : 
  1. Peringkat atas dasar huruf dan angka (Alpabetical/ numerical rating) 
  2. Peringkat yang dipaksakan, termasuk indikator peringkat yang dipaksakan (Forced choice rating, including force choice rating indices). 
  3. Peringkat perilaku keperibadian (Personal trait rating). 
  4. Skala peringkat secara grafis (Graphic rating scale). 
  5. Distribusi yang dipaksakan (Forced distribution) 
  6. Peringkat (Ranking) 
  7. Perbandingan Berpasangan (Paired comparison) 
Seperti yang dikemukakan oleh Mondy dan Noe dalam Mutiara S. Panggabean (2004, h. 68), metode evaluasi kinerja terdiri dari : 
  • Skala Peringkat (rating scale) 
  • Insiden Kritis (critical inscidents) 
  • Esai (essay) 
  • Standar Kerja (works Standard) 
  • Peringkat (ranking) 
  • Distribusi yang Dipaksakan (forced distribution) 
  • Pilihan yang Dipaksakan dan Laporan Kinerja Tertimbang (forced-choiced and weighted checklist performance report) 
  • Skala Jangkar Perilaku (behaviorally anchored scale) 
  • Pendekatan Manajemen melalui Sasaran (management by objectives). 

Menurut Wibowo (2007, h 359) metode yang dapat dipergunakan dalam melakukan evaluasi kinerja pada dasarnya sama dengan metode yang dipergunakan dalam mendapatkan umpan balik, melakukan penilaian dan review. 

Pandangan Vecchio, Robbins, Kreitner, dan Kinicki dalam Wibowo (2007, h. 359) pada dasarnya sama dan bersifat saling melengkapi. Metode yang dapat dipergunakan adalah: 
  • Penilaian diri sendiri dari pekerja yang bersangkutan 
  • Penilaian dari atasan langsung 
  • Penilaian dari rekan sekerja 
  • Penilaian dari bawahan langsung 
  • Penilaian dari sumber lain seperti pelanggan, pemasok, komite para manajer, konsultan ekternal, dan evaluasi 360-derajat. 

Diantara berbagai metode evaluasi tersebut di atas, yang paling lengkap adalah metode 360-derajat karena dapat mencakup kelima metode lainnya di atas. Evaluasi kinerja organisasi pada umumnya dikakukan bersifat tahunan sehingga dapat memperoleh gambaran kinerja organisasi selama satu tahun. Penilaian kinerja organisasi sebenarnya dapat dilakukan setiap saat dipandang perlu, berdasarkan waktu secara periodik seperti bulanan, triwulan, atau tengah tahunan. Namun, penilaian tersebut dinamakan evaluasi apabila dilakukan di akhir tahun sehingga dapat diperoleh gambaran menyeluruh kinerja organisasi. 

Menurut Robbins dalam Wibowo (2007,h 364) merupakan beberapa metode yang dapat dipergunakan tentang mengevaluasi kinerja karyawan. Teknik yang dapat dipergunakan dalam evaluasi individu adalah sebagai berikut: 

a. Written Essays 

Teknik ini memberikan evaluasi kerja dengan cara mendeskripsikan apa yang menjadi penilaian terhadap kinerja individu, tim maupun organisasi. 

b. Critical Incidents 

Teknik ini mengevaluasi perilaku yang menjadi kunci dalam membuat perbedaan antara menjalankan pekerjaan secara efektif dengan tidak efektif. 

c. Graphic Rating Scales 

Teknik ini merupakan metode evaluasi di mana evaluator memperingkat faktor kinerja dalam skala inkermental. 

d. Behaviorally Anchored Rating Scales 

Teknik ini merupakan pendekatan skala yang mengkombinasi elemen utama dari critikal incident dan graphic ranting scale. Penilai memeringkat pekerja berdasarkan butir-butir sepanjang kontinum, tetapi titiknya adalah contoh prilaku aktual pada pekerjaan tertentu daripada deskripsi umum atau sifat. 

e. Group Order Ranking 

Teknik ini merupakan metode evaluasi yang menempatkan pekerja dari terbaik ke terburuk. 

f. Individual Ranking 

Teknik ini merupakan metode evaluasi yang menyusun/rank-order pekerja dari terbaik ke terburuk. 

g. Paired Comparison 

Teknik ini merupakan metode evaluasi yang membandingkan masing-masing pekerja dengan setiap pekerja lain dan menyusun peringkat berdasarkan pada jumlah nilai supervisor yang dicapai pekerja. 

No comments:

Post a Comment