Pengukuran
kinerja pada dasarnya merupakan
faktor kunci guna mengembangkan suatu
organisasi secara efektif
dan efisien, karena didukung dengan adanya kebijakan
atau
program yang lebih baik lagi atas sumber
daya yang digunakan dalam organisasi. Berikut merupakan pengertian pengukuran
kinerja melalui pandangan beberapa ahli
:
● Menurut Bambang Wahyudi
(2002,
p101)
"
Pengukuran kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu
kelompok."
● Menurut Henry Simamora (2004, p2004) "
Pengukuran kinerja
adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja
individu karyawan."
● Menurut Whittaker
dan Simons (2000, p5) " Pengukuran kinerja
merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan
yang telah dicapai
dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan."
● Menurut Yuwono (2004,
p23) " Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap
berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan." Hasil pengukuran tersebut
kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik
dimana perusahaan memerlukan
penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan
pengendalian.
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengukuran kinerja adalah
suatu tindakan yang dilakukan
untuk mengukur hasil yang telah dicapai seseorang atau kelompok sesuai dengan tugas dan wewenang serta
sumber daya yang tersedia.
Karakteristik
Pengukuran Kinerja
Menurut Gaspersz
(2005, pp68-69), karakteristik
yang biasa digunakan oleh organisasi kelas dunia dalam menerapkan Balanced Scorecard untuk mengevaluasi sistem pengukuran kinerja mereka adalah :
1. Biaya yang dikeluarkan untuk pengukuran kinerja
tidak lebih besar daripada manfaat yang
diterima.
2. Pengukuran harus dimulai pada permulaan
program Balanced Scorecard. Berbagai
masalah yang berkaitan dengan
kinerja
beserta kesempatan - kesempatan untuk
meningkatkannya harus dirumuskan
secara jelas.
3. Pengukuran harus terkait langsung dengan tujuan-tujuan stragtegis yang dirumuskan. Setiap tujuan strategi yang dirumuskan dalam kisi strategis harus
memiliki paling sedikit satu pengukuran.
4. Pengukuran harus
sederhana serta memunculkan data yang mudah untuk digunakan, mudah
dipahami, dan mudah melaporkannya.
5. Pengukuran harus dapat diulang terus-menerus, sehingga dapat diperbandingkan antara pengukuran pada satu titik waktu
dan pengukuran pada titik waktu yang sama.
6. Pengukuran harus dilakukan pada sistem secara keseluruhan, yang menjadi ruang lingkup
7. Pengukuran harus dapat digunakan
untuk menetapkan target, mengarah ke peningkatan kinerja di masa mendatang.
8. Ukuran-ukuran kinerja
dalam program Balanced
Scorecard yang diukur itu seharusnya
telah dipahami
secara jelas
oleh
semua
individu yang terlibat, terutama mengenai
keterkaitan ukuran-ukuran kinerja
itu dengan sasaran program
9. Pengukuran seharusnya melibatkan semua individu yang berada dalam
proses yang terlibat dengan
program Balanced Scorecard.
10. Pengukuran harus diterima dan dipercaya
oleh mereka yang menggunakannya. Hal ini berarti data sebagai hasil pengukuran
harus akurat, dapat diandalkan, dapat
diverifikasi, dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment