Kebudayaan sangat erat dengan
masyarakat. Melville J. Herskovits
dan Bronislaw Malinowski mengemukakan
bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri
Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan
cipta masyarakat.
Ilmu
yang memperlajari tentang masyarakat dan kebudayaannya adalah antropologi. Segala perkembangan budaya dan perubahan
masyarakat dipelajari dalam ilmu antropologi. Ilmu ini tidak hanya mencakup
perubahan secara tingkah laku saja, namun sejarah dan konflik yang terjadi juga
dapat dianalisis melalui ilmu antropologi
Kebudayaan Dan Pancasila
Kebudayaan Indonesia ialah
kebudayaan yang berdasarkan Pancasila. Ada dua hal yang dikandung dalam
Pancasila, yaitu pluralisme dan teosentrisme. Demokrasi terletak dalam
partisipasi seluruh warga negara dalam kebudayaan.
Kebudayaan Akar Dari Pancasila
Kita telah mengetahui bahwa
kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang berdasarkan pancasila. Itu berarti
Pancasila berkaitan erat dengan kebudayaan Indonesia. Kebudayaan juga dapat
diartikan sebagai nilai atau simbol. Kita gambarkan sebagai sebagai suatu
perusahaan. Dalam sebuah perusahaan yang sibuk, kegiatan yang
nampaknya bersifat praktis dan sehari-hari saja, misalnya, ada aspek
kebudayaannya, ada nilai dan simbolnya. Nilai terletak pada kerja kerasnya,
sedangkan simbol modernitas ialah sistem organisasi, makin modern sistem
semakin abstrak yang impersonal, berbeda dengan manajemen perorangan atau
keluarga. Begitu juga Indonesia sebagai bangsa dan negara. Kebudayaan itulah
yang memberi ciri khas keindonesiaan. Hasil perkembangan kebudayaan Pancasila
yang paling spektakuler adalah Bahasa Indonesia. Karena melalui bahasa
Indonesia, koneksi sosial antar etnis dan kebudayaan dapat terjalin dengan
sangat baik.
Pluralisme mengatur hubungan luar
antar kebudayaan. Prinsip yang mengatur substansi Demokrasi Kebudayaan yang
berdasar Pancasila ialah teosentrisme (tauhid, serba-Tuhan dalam etika, ilmu,
dan estetika). Orang Protestan akan lebih suka theonomy (theos, Tuhan; nomos,
hukum). Istilah teonomi berasal dari Paul Tillich (1886-1965),hubungan dinamis
antara yang absolut dengan yang relatif, antara agama dengan kebudayaan.
Menurut konsep ini Pancasila adalah sebuah teonomi, karena bedasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa --yang absolut. Keempat sila yang lain adalah
kebudayaan, yang relatif. Keperluan manusia diakui sepenuhnya, asal keperluan
itu tidak bertentangan dengan pertimbangan keagamaan.
Demokrasi Kebudayaan dalam Pancasila
dapat dimengerti dari sila "Persatuan Indonesia" yang berarti sebuah
(1) pluralisme, dan (2) teosentrisme dari semangat sila yang pertama
"Ketuhanan Yang Maha Esa". Demokrasi Kebudayaan itu harus mampu
memberikan masa depan yang lebih baik.
Jadi
untuk menjawab “Mengapa Kebudayaan adalah akar dari Pancasila?” karena di dalam Pancasila terkandung nilai kebudayaan,
di mana nilai tersebut adalah nilai tertinggi dalam hal Persatuan bangsa yang
tercantum di dalam sila ketiga. Dan dengan menjunjung nilai teosentris pada
sila pertama, kepentingan lain berdasarkan setiap sila tidak bertentangan
dengan pertimbangan keagamaan. Misalkan: Pembunuhan genosida demi
mempertahankan keutuhan suatu budaya etnis tidak etis dengan ketentuan agama.
Jadi sekiranya, dari tindak perkembangan budaya itu sendiri harus sesuai dengan
nilai Pancasila. Karena Pancasila mencerminkan kebudayaan kita, bangsa Indonesia.
No comments:
Post a Comment