Sampai saat ini tindakan medis yang dilakukan untuk
terapi kanker adalah pembedahan, radiasi, kemoterapi dan transplantasi. Terapi
melalui imunonutrisi sudah mulai dikembangkan dengan menggunakan berbagai zat yang
diduga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker yaitu asam lemak tak jenuh ganda,
arginin, glutamin, vitamin A, C dan E.
Pembedahan bertujuan untuk mengobati kanker secara lokal
dan regional dengan mengangkat tumornya saja atau mengurangi ukurannya. Efek
samping dari pengobatan ini sangat ditentukan oleh lokasi tumor. Terapi tumor
pada usus dengan tindakan reseksi usus baik parsial atau total akan menurunkan
absorpsi zat gizi oleh karena jumlah vili usus yang berkurang.
Penyinaran atau radiasi pada prinsipnya
adalah membunuh sel kanker sebanyak mungkin dengan mengusahakan agar jaringan
sehat sekitarnya menerima dosis yang minimal. Biasanya dilakukan 25-30 kali penyinaran, 5 kali dalam
seminggu.
Efek samping penyinaran yang
berdampak pada status gizi sangat ditentukan oleh lokasi tumor yang disinar.
Apabila penyinaran pada daerah kepala dan leher, maka efek sampingnya berupa
kesulitan mengunyah, menelan, saliva mengental dan asam, karies gigi. Dampak
penyinaran umumnya terjadi pada minggu ke-2 atau ke-3 penyinaran dan berakhir
sampai 2 – 3 minggu setelah penyinaran, tetapi ada yang berlanjut sampai
beberapa bulan setelahnya.
Terapi kanker dengan
kemoterapi merupakan pengobatan kanker secara sistemik dengan tujuan menghambat
pertumbuhan sel kanker. Efek samping yang timbul secara
langsung terjadi dalam waktu 24 jam pengobatan, berupa mual dan muntah yang
hebat, sehingga akan mempengaruhi asupan makan. Di
RSCM 30 persen pasien kanker dengan terapi radiasi dan kemoterapi mengalami
gangguan saluran cerna.
Pengaturan Makan
Pengaturan makan pada pasien kanker bertujuan untuk mengurangi efek samping
terapi sehingga pasien dapat memenuhi kebutuhan zat gizi melalui menu yang
seimbang. Masih ada beberapa perbedaan pendapat tentang pemberian makan pada pasien
kanker. Ada yang menganjurkan pemberian diet energi dan protein tinggi, tetapi
ada juga yang berpendapat bahwa pembatasan energi dan protein akan menghambat
pemecahan sel kanker. Dengan adanya kemoterapi yang dapat menghambat pemecahan
sel kanker, maka pemberian makan dengan energi dan protein tinggi dapat
diterima.
Secara sederhana perhitungan kebutuhan energi pada pasien kanker bergantung
pada kondisi pasien, dengan nilai berkisar 28-42 kcal/ kg berat badan/hari.
Pada kasus gizi kurang, kebutuhan energi dihitung berdasarkan berat badan aktual
dan pada kasus obese berdasarkan berat badan ideal. Komposisi zat gizi makro
adalah protein 1.0-2.0 g/kg berat badan/hari, lemak 20-30 persen dari kalori
total dan karbohidrat 50-60 persen
kalori total.
Kebutuhan vitamin meningkat sampai 10 kali di atas kebutuhan normal
pada kasus-kasus KEP, stress metabolik, kelaparan dan alkoholik. Sedangkan
kebutuhan mineral terutama besi, cobalt,
mangan, zink dan khromium dapat meningkat 2-5 kali dari angka kecukupan gizi. Pemberian mineral makanan sumber iodium
dapat dikurangi bila pasien menjalani internal radiasi.
Kebutuhan cairan dihitung dengan dasar 35 ml/kg berat badan/hari atau
1500ml/m² luas permukaan tubuh per hari dengan penambahan 10 persen pada setiap
derajat kenaikan suhu tubuh.
Upaya Mengatasi Masalah Makan
Pasien
dengan anoreksia atau cepat merasa kenyang, dianjurkan(1.3.5):
1. Makan makanan yang disukai dan dapat
diterima walau tidak merasa lapar.
2. Makan lebih banyak bila ada rasa lapar
3. Hindari minum dekat dengan waktu makan.
4. Memotivasi diri bahwa makan adalah bagian
penting dalam program pengobatan.
5. Porsi makanan kecil dan diberikan sering (
lebih dari 3 kali sehari).
6.
Olahraga sesuai kemampuan.
7. Makan dalam situasi yang nyaman.
Pasien dengan perubahan rasa pengecapan
1. Makanan dan minuman diberikan pada suhu
kamar atau dingin.
2. Tambahkan bumbu yang sesuai untuk menambah
rasa.
3. Minuman segar misalnya sari buah atau jus.
4. Gunakan alat makan plastik bila sering merasa
makanan berbau logam.
5. Berkumur dengan larutan soda (larutan 5
gram soda dalam 500 ml air).
Pasien
dengan kesulitan mengunyah dan menelan
dianjurkan
1. Banyak minum, 8-10 gelas per hari. Bila
perlu minum dengan menggunakan sedotan.
2. Makanan dan minuman diberikan pada suhu kamar
atau dingin.
3. Bentuk makanan saring atau cair.
4. Hindari makanan terlalu asam atau asin
5.
Sering berkumur.
6. Makan tiap 2 jam dengan diselingi minum.
Pasien dengan mulut
kering dianjurkan
1.
Makanan dan minuman diberikan dengan suhu dingin.
2. Makanan sering berkuah atau berbentuk
makanan cair.
3. Minum yang hangat atau asam untuk
meningkatkan produksi saliva.
4.
Kunyah permen karet atau hard candy.
Pasien dengan
keluhan mual dan muntah dianjurkan(1.3.5):
1.
Beri makanan bentuk kering
2.
Hindari makanan yang beraroma tajam/ merangsang,
berlemak tinggi dan minuman yang terlalu manis.
3. Batasi cairan pada waktu makan.
4. Makan dan minum perlahan-lahan.
5. Setelah selesai makan, tetap dalam posisi
duduk selama 1-2 jam.
KESIMPULAN
1. Pasien kanker berisiko mengalami gizi
kurang dan kaheksia akibat asupan makan yang menurun. Penurunan asupan makan
diakibatkan oleh reaksi citokin tubuh dan efek samping terapi.
2. Efek samping terapi medis antara lain
mual, muntah, kesulitan menelan.
3. Kebutuhan energi dan zat gizi pada pasien
kanker lebih tinggi dibandingkan dengan orang sehat.
4. Berbagai upaya mengatasi masalah makan
dapat dilakukan dengan modifikasi pola makan, cara makan dan perilaku makan.
No comments:
Post a Comment