Karakteristik UMKM


Tidak seperti industri besar yang keberadaannya terkonsentrasi di kota, keberadaan UMKM tersebar menyeluruh dari daerah pedesaan, urban maupun perkotaan. Dalam struktur perekonomian UMKM adalah cikal bakal dari industri besar. Di negara maju persentase industri kecil dan menengah yang menjadi perusahaan besar lebih tinggi dibandingkan dengan UMKM di negara berkembang. Di Indonesia sendiri selama ini pemerintah maupun pelaku bisnis bangga dengan usaha kecil dan menengah. Rasa bangga tersebut tidak diiringi semangat mengembangkan usaha kecil dan menengah menjadi perusahaan besar. Pada umumnya usaha kecil dan menengah mempunyai kendala di bidang sebagai berikut:
Ø  Permodalan   : Disamping kurang mencukupinya jaminan yang dimiliki oleh usaha kecil dan menengah untuk meminjam modal ke bank, di daerah selama ini sulit mendapatkan akses modal karena kurangnya informasi mengenai permodalan. Faktor lain penyebab permasalahan permodalan pada usaha kecil dan menengah adalah adanya persepsi dikalangan pelaku UMKM bahwa meminjam ke bank mempunyai risiko yang lebih besar dan memberatkan.  
Ø  Manajerial     : Manajemen menjadi permasalahan yang paling utama dalam pengembangan usaha kecil dan menengah. Visi dan misi serta pengelolaan bisnis usaha kecil dan menengah tidak dilakukan dengan sistem manjemen dan perancanaan bisnis dengan baik. Hal tersebut menyebabkan kebanyakan usaha kecil dan menengah tidak dapat berkembang. Manajemen masih dikelola secara tradisional dimana harta pribadi dan modal usaha masih tercampur. Tidak adanya pemisahan harta pribadi dengan modal usaha menggambarkan tidak adanya rencana bisnis dan investasi untuk mengembangkan usaha. Tata kelola keuangan pribadi dan usaha yang tercampur juga seringkali menjadi penyebab kebangkrutan pada bisnis UMKM dimana penggunaan modal usaha untuk kepentingan pribadi tidak terkontrol dengan baik.
Ø  Networking    : Kebanyakan usaha kecil dan menengah terutama di daerah tidak mempunyai akses langsung ke pasar. Industri kecil dan menengah sulit untuk melakukan ekspansi pasar lebih luas. Sehingga lingkup usaha industri kecil dan menengah hanya bersifat lokal. Networking menjadi salah satu unsur modal intangiable yang menentukan perkembangan bisnis UMKM. Melalui networking pelaku bisnis dapat mengembangkan wacana bisnis guna pengembangan bisnis di masa yang akan datang.
Ø  Leadership     : Leadership dalam lingkup ini adalah karakter dan pengetahuan pelaku bisnis UMKM dalam mengelola usahanya. Leadership dalam UMKM bukan menyangkut jenis-jenis gaya kepemimpinan. Leadership dalam UMKM menyangkut apakah pelaku sekaligus pemimpin bagi usahanya berkeinginan membesarkan usahanya, apa yang dicita-citakan oleh pemilik usaha yang dalam hal ini sekaligus sebagai pengelola mengenai perkembangan usahanya kedepan, apakah pelaku mempunyai semangat belajar untuk mencapai cita-citanya.
Ø  Inovasi            : Dalam lingkungan bisnis modern inovasi menjadi faktor utama peningkatan daya saing. Kebanyakan usaha kecil dan menengah dan industri di Indonesia masih kurang sadar dengan peningkatan daya saing. Persepsi mengenai inovasi membutuhkan biaya besar merupakan kendala bagi pengembangan inovasi baik dari sisi pengembangan produk, sistem distribusi, organisasi dan teknologi.

Faktor utama yang menjadi kendala usaha kecil dan menengah adalah pengelolaan usaha atau manajerial. Secara berurutan kendala usaha kecil dan menegah yang kedua sampai ke lima yaitu networking, leadership, inovasi dan permodalan. Karena usaha kecil dan menengah mendominasi perekonomian dimana keberadaanya mencapai 94% dari keseluruhan usaha maka kelima faktor utama kendala usaha kecil dan menengah tersebut sering dikatakan sebagai faktor umum yang menjadi kendala untuk meningkatkan daya saing industri nasional.

No comments:

Post a Comment