Menurut Weber
(1999, p244), pengendalian manajemen keamanan bertanggung jawab untuk menjamin
keamanan aset sistem informasi. Aset sistem informasi aman jika kemungkinan
kehilangan yang dapat timbul berada pada level yang dapat diterima. Aset sistem
informasi mencakup aset fisik (personel, perangkat keras, fasilitas, dokumentasi
dan supplies) serta aset logika (data/informasi dan perangkat lunak). Menurut Weber
(1999, pp256-272), terdapat ancaman utama terhadap keamanan yang
disebabkan oleh alam dan kelalaian atau kesengajaan manusia, yaitu :
1. Ancaman Kebakaran (Fire Damage)
Beberapa pengamanan
untuk ancaman kebakaran yaitu
a. Alarm
kebakaran manual dan otomatis diletakkan di tempat yang strategis, khususnya di
tempat aset
sistem informasi berada.
sistem informasi berada.
b. Alat pemadam kebakaran manual dan otomatis
diletakkan di tempat yang strategis,
khususnya di tempat aset sistem informasi berada.
khususnya di tempat aset sistem informasi berada.
c. Memiliki
tombol power utama (termasuk AC).
d. Bangunan
terbuat dari bahan tahan api, khususnya di tempat aset sistem informasi berada.
e. Letak
tangga dan pintu darurat diberi tanda yang jelas sehingga pegawai
dapat dengan mudah
mengetahui dan menggunakannya.
mengetahui dan menggunakannya.
f. Terdapat
prosedur pemeliharaan bangunan yang baik.
g. Sistem
perlindungan kebakaran diawasi dan diuji
secara rutin.
2.
Ancaman Air (Water Damage)
Beberapa pengamanan
untuk ancaman air yaitu :
a. Bangunan (plafon,
dinding, dan lantai) terbuat dari bahan tahan air.
b. Memiliki sistem
drainase yang baik.
c. Aset sistem informasi
diletakkan di tempat
yang tinggi.
d. Menutup perangkat keras dengan
bahan tahan air
apabila tidak digunakan.
3. Perubahan
Tegangan Sumber Energi (Energy Variation) Perubahan tegangan sumber energi dapat
terjadi karena naiknya tegangan listrik, penurunan tegangan listrik, maupun karena kehilangan
daya listrik. Pengamanan untuk mengantisipasi perubahan tegangan
sumber energi listrik, yaitu dengan menggunakan stabilizer dan
uninteruptable power supply (UPS)
dan merawatnya secara rutin.
4. Kerusakan Struktural
(Structural Damage)
Kerusakan struktural
pada aset sistem informasi dapat terjadi karena gempa,
tanah longsor, banjir.,
maupun angin ribut. Beberapa pengamanan untuk kerusakan struktural yaitu
:
a. Struktur
bangunan tahan gempa.
b. Meletakkan aset sistem
informasi di tempat
yang stabil/tidak mudah jatuh.
5. Polusi (Pollution)
Beberapa pengamanan
untuk mengatasi polusi yaitu :
a. Membersihkan
ruangan kantor secara teratur.
b. Melarang pegawai
meletakkan makanan dan minuman di dekat perangkat keras.
6. Penyusup (Unauthorized
intrusion)
Beberapa pengamanan
untuk mengantisipasi adanya penyusup yaitu :
a. Terdapat pengamanan
khusus pada ruangan di mana aset sistem informasi berada.
b. Terdapat kamera keamanan/CCTV
di tempat yang
strategis.
c. Alarm keamanan
diletakkan di tempat yang strategis.
7. Viruses and Worms
Pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi
viruses dan worms yaitu :
- Tindakan
preventif, seperti meng-install dan meng- update antivirus secara rutin,
serta melakukan scan pada file yang akan digunakan.
- Tindakan
detektif, seperti melakukan scan untuk mendeteksi ada tidaknya virus
secara rutin.
- Tindakan
korektif, seperti mem-backup data bebas virus, pemakaian antivirus terhadap file yang
terinfeksi.
8. Penyalahgunaan
Software, Data, dan Service.Tipe
penyalahgunaan software, data, dan service yaitu :
- Perangkat lunak dan database dicuri oleh pegawai atau kompetitor.
- Perusahaan tidak dapat menjaga kerahasiaan data dalam basis data.
- Pegawai menggunakan jasa sistem untuk kepentingan pribadi.
9. Hacking
Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi
hacking yaitu :
a. Penggunaan password
yang sulit ditebak.
b. Petugas secara teratur mengawasi sistem yang digunakan.
Apabila terjadi bencana, pengendalian yang dapat
dilakukan yaitu :
1. Rencana Pemulihan Bencana (Disaster Recovery Plan) Memungkinkan fungsisistem informasi untuk
memperbaiki operasional saat terjadi bencana.
a. Rencana
Darurat (Emergency Plan)
Yaitu tindakan yang harus
segera dilakukan saat terjadi bencana. Rencana ini mengidentifikasi
siapa yang melakukan, tindakan apa yang harus dilakukan, dan prosedur evakuasi.
b. Rencana Backup
(Backup Plan)
Rencana backup berisi
tipe backup, frekuensi backup, prosedur backup, lokasi perlengkapan backup,
serta pegawai yang bertanggung jawab melakukan backup.
c. Rencana
Pemulihan (Recovery Plan)
Rencana pemulihan
merupakan prosedur pengembalian sistem informasi menjadi seperti semula.
No comments:
Post a Comment