Pendekatan pertanian
berwawasan lingkungan adalah pendekatan yang dimulai dengan pendekatan
ekosistem. Pertanian berwawasan
lingkungan didekati dengan prinsip hutantani (agroforestry) atau pertanaman
campuran dan perhatian khusu pada pasokan bahan organik sebagai indikator.
Pendekatan ekosistem pertanian selanjutnya dikenal sebagai agroekosistem
menekankan dua prinsip dasar akibat penerapan teknologi.
Agroekosistem berasal dari
kata sistem, ekologi dan agro. Sistem
adalah suatu kesatuan himpunan komponen-komponen yang saling berkaitan dan
pengaruh-mempengaruhi sehingga di antaranya terjadi proses yang serasi. Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal
balik antara organisme dengan lingkungannya. Sedangkan ekosistem adalah sistem yang terdiri dari komponen biotic dan
abiotik yang terlibat dalam proses bersama (aliran energi dan siklus nutrisi).
Pengertian Agro = Pertanian dapat berarti sebagai kegiatan produksi/industri biologis yang
dikelola manusia dengan obyek tanaman dan ternak. Pengertian lain dapat meninjau sebagai
lingkungan buatan untuk kegiatan budidaya tanaman dan ternak. Pertanian dapat
juga dipandang sebagai pemanenan energi matahari secara langsung atau tidak
langsung melalui pertumbuhan tanaman dan ternak (Saragih, 2000). Agroekosistem
dapat dipandang sebagai sistem ekologi pada lingkungan pertanian.
Pendekatan agroekosistem berusaha
menanggulangi kerusakan lingkungan akibat penerapan sistem pertanian yang tidak
tepat dan pemecahan masalah pertanian spesifik akibat penggunaan masukan
teknologi (Sutanto, 2002). Masalah
lingkungan serius di pedesaan dan pertanian adalah kerusakan hutan, meluasnya
padang alang-alang, degradasi lahan dan menurunnya lahan kritis, desertifikasi,
serta menurunnya keanekaragaman. Masalah lingkungan ini sebagai akibat adanya
lapar lahan seiring meningkatnya populasi penduduk, komersialisasi pertanian,
masukan teknologi pertanian dan permintaan konsumsi masyarakat.
Tujuan pertanian berwawasan
lingkungan adalah mengembangkan sistem
pertanian yang spesifik lokasi dengan mempertimbangkan kondisi agroekosistem
(Widjajanto dan Sumarsono, 2005).
Melalui sistem ini diharapkan terjadi pengembangan sistem pertanian yang
sesuai dengan kondisi lingkungan. Sistem pertanian spesifik lokasi bertujuan
untuk meningkatkan produktivitas tanah sesuai kondisi agroekosistem dilandasi
masukan teknologi rendah, dan sekaligus memperbaiki keseimbangan ekosistem
karena memadukan aspek agronomi dan ekologi.
Komponen Agroekosistem adalah
: Petani., Lahan – tanaman, .Ternak. dan
Manajemen/teknologi. Pendekatan agroekosistem
dalam peternakan adalah pengembangan peternakan dalam keterpaduan wilayah
pertanian spesifik. Dengan demikian
pendekatan agroekosistem dalam pengelolaan sumberdaya pakan adalah pengelolaan
potensi dan pemanfaatannya dalam keterpaduan wilayah pertanian dan pengembangan
peternakan. Kepentingan pendekatan agroekosistem adalah : 1) Keterpaduan
komponen AES untuk kepentingan ekonomis,
2) Keterpaduan komoditas untuk proses produksi hulu ke hilir 3) Keterpaduan wilayah untuk
kelestarian lingkungan hidup / sumberdaya alam.
No comments:
Post a Comment