Di era modern sekarang ini, manusia dihidangkan pada berbagai perilaku, gaya hidup, dan lingkungan yang sangat kompleks. Konsekuensinya pun beragam diantaranya muncul berbagai penyakit dan keluhan kesehatan yang tentu mengganggu aktifitas. Muncul pula akhirnya berbagai macam jenis pengobatan, baik yang organik (herbal) maupun yang non-organik (kimiawi). Tidak dapat dipungkiri bahwa obat-obatan herbal telah menjadi fenomena. Obat herbal, selain sudah banyak dikenal juga karena merupakan pengobatan turun-temurun di berbagai suku bangsa di dunia, juga karena dianggap lebih aman dari obat-obatan modern (kimia).
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa obat herbal efektif untuk pengobatan berbagai penyakit, mulai penyakit ringan sampai penyakit yang serius dan mematikan, seperti hepatitis, kanker sampai kepada HIV/ AIDS. Para dokter sepakat bahwa ketika pengobatan bisa dilakukan dengan gizi makanan maka tidak perlu beralih menggunakan obat-obatan. Dan ketika dapat menggunakan obat tunggal maka tidak perlu menggunakan obat ramuan (campuran seperti tablet dan sebagainya).
Dari Usamah bin Syuraik Radhiyallohuanhu diriwayatkan bahwa ia menceritakan, “Suatu saat ketika aku sedang bersama Nabi Shalallohu ‘alaihi wasalam, tiba-tiba datanglah beberapa laki-laki badui.” Mereka bertanya, “Apakah kami boleh berobat?” Beliau Shalallohu ‘alaihi wasalam menjawab, “Wahai para hamba Alloh sekalian, silakan kalian berobat! Karena setiap Alloh menciptakan penyakit, pasti Alloh juga menciptakan obatnya, kecuali satu penyakit saja.” Mereka bertanya, “Apa itu wahai Rasululloh?” Beliau menjawab,” Pikun.”
Berobat dianjurkan, karena itu adalah bagian dari ikhtiar seorang hamba. Meski dalam kondisi-kondisi tertentu, seorang hamba boleh saja memilih tidak berobat. Yakni saat ia justru sedang “menikmati” sakitnya, dan merasa bahwa dengan itu ia semakin dekat kepada Alloh Azza Wa Jalla. Sebagaimana dilakukan sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Saad bin Abi Waqqosh Radhiyallohuanhuma, di masa-masa terakhir kehidupan mereka.
Meskipun demikian, secara umum berobat itu dianjurkan. Karena dianjurkan maka seseorang bebas memilih kompetensi di bidang ilmu medis barat maupun timur, modern maupun tradisional, selama praktik medis tersebut tidak memuat hal-hal yang diharamkan, atau menggunakan obat-obatan yang haram. Para dokter juga berkata, “Setiap penyakit yang dapat dilawan dengan gizi makanan dan terapi pencegahan, tidak perlu beralih pada obat-obatan.” Mereka juga berkata, “Bahwa tidak semestinya bagi dokter menganjurkan pasiennya menggunakan obat-obatan (terapi hendaklah berupa makanan).
Dalam lafazh Hadits lain, Rasululloh Shalallohu ‘alaihi wasalam bersabda, yang artinya, “Sesungguhnya Alloh tidak menurunkan satu penyakit, kecuali Dia menurunkan obat penyembuhnya; obat penyakit diketahui bagi yang mengetahinya, dan tidak diketahui bagi orang jahil.” Hadits-hadits di atas mencakup identifikasi sebab dan musabab sesuatu, sekaligus sebagai bentuk perlawanan bagi yang mengingkari hadits-hadits Nabi. Nabi Shalallohu ‘alaihi wasalam bersabda, yang artinya, “Setiap penyakit ada obatnya (penawarnya).” Hadits tersebut berlaku umum, yaitu untuk semua jenis penyakit mematikan dan penyakit yang di luar kemampuan para tabib dan dokter, sebab bisa jadi Alloh Ta’ala telah menciptakan obat untuk suatu penyakit, tetapi ilmu manusia tidak dapat menjangkaunya, karena manusia tidak memiliki “ilmu mencipta”, kecuali yang telah diberikan Alloh kepada manusia.
DETOKSIFIKASI PENGOBATAN HERBAL
Dr. Amarullah Siregar, ahli obat herbal, dalam seminar herbal bertajuk “Obat Herbal Tradisional Menuju Herbal Bio-Molekuler” oleh Dep. Kes. mengatakan, obat yang terbuat dari bahan kimia tidak bisa memberikan kesembuhan secara total karena hanya “memperbaiki” beberapa fungsi sistem tubuh. Sebaliknya obat herbal tradisional memiliki kemampuan memperbaiki keseluruhan sistem, karena bekerja dalam lingkup sel dan molekuler. Disamping lebih aman dan minim efek samping, pengobatan herbal memberikan solusi yang lebih tuntas dan maksimal karena sistem pengobatannya melalui proses alamiah dalam mengeluarkan kotoran/racun dari dalam tubuh yang dinamakan Detoksifikasi.
Detoksifikasi adalah proses pengeluaran racun atau zat-zat yang bersifat racun (toksik), dari dalam tubuh. Penyakit terjadi apabila proses pembuangan tidak optimal dan toksik mulai masuk ke dalam jaringan organ-organ. Dalam sejumlah hasil penelitian disebutkan bahwa kondisi racun yang berlebihan erat kaitannya dengan penyebab penuan dini dan penyakit degeneratif (lever, jantung, diabet, kanker, dll) dan juga menurunkan sistem kekebalan tubuh, oleh karena itu racun harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
Organ penting yang menjadi target dalam pembersihan racun (detoksifikasi) adalah usus besar dan lever. Hampir semua penyakit degeneratif dihubungkan dengan kondisi keracunan dalam saluran usus. Ini karena setiap jaringan dalam tubuh mendapatkan makanan dari darah dan darah mendapatkan makanan dari usus. Setiap zat yang masuk dalam tubuh akan terserap ke dalam darah melalui dinding-dinding usus, artinya toksik yang berada di dalam usus yang ikut beredar dalam aliran darah sampai ke sel-sel di seluruh sisi tubuh. Tumpukan toksik inilah yang menyebabkan terjadinya berbagai kondisi penyakit kronis akut dan generatif, juga disertai penurunan daya tahan tubuh, penurunan energi dan penuaan dini. Maka manfaat detoksifikasi pengobatan herbal bagi kesehatan tubuh adalah :
1. Menurunkan gejala kelebihan berat badan (Obesitas).
2. Meremajakan sel-sel tubuh, sehingga kulit menjadi bersih, sehat, dan segar.
3. Meningkatkan energi dan meningkatkan daya ingat.
4. Melancarkan peredaran darah dan kelenjar getah bening.
5. Menghilangkan peradangan pada kelenjar getah bening.
6. Menghilangkan gejala-gejala penyakit seperti alergi, sakit kepala, dsb.
7. Memperbaiki kadar gula dan tekanan darah.
8. Memperbaiki fungsi lever dan ginjal.
9. Meningkatkan daya tahan tubuh.
Adapun gejala detoksifikasi yang biasa terjadi adalah :
1. Rasa sakit kepala, terutama di bagian belakang
2. Keluar penyakit kulit
3. Sakit pinggang
4. Batuk berdahak
5. Agak demam (jawa: meriang)
6. Salesma (jawa: mbeler)
7. Sakit kaki dan sendi
8. Muntah dan mual, dll.
Namun tidak semua orang yang mengkonsumsi herbal mengalami proses detoksifikasi tergantung kondisi daya tahan tubuh yang dimiliki. Dan jika ada biasanya akan berakhir dalam waktu 2-4 hari sesuai kondisi kesehatannya, InsyaAlloh. Dengan kata lain detoksifikasi hanya bersifat sementara. Pada saat detoksifikasi tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah :
- Pikiran tidak perlu panik dan khawatir karena detoksifikasi merupakan reaksi balik sebagai bukti bahwa herbal tersebut telah berfungsi dalam tubuh.
- Konsumsi diteruskan dan memperbanyak minum air putih.
- Kurangi dosis pemakaian.
- Konsultasikan kepada ahli medis atau bisa ditanyakan kepada agen terdekat.
Lihat Juga Artikel dengan cara meng KLIK di bawah ini :
http://globalsearch1.blogspot.com/
http://ayuarifahharianja.blogspot.com/
http://dinulislami.blogspot.com/
http://globalsearch1.blogspot.com/
http://ayuarifahharianja.blogspot.com/
http://dinulislami.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment