Pengobatan Alternatif yang Terkait Hal Ghaib

Definisi Pengobatan Alternatif yang Terkait Hal Ghaib

Para dukun yang terfokus studi lapangan ini, peranya terutama bisa dijelaskan sebagai peran untuk berhubungan dunia lain atau supranatural (Abram).  Orang itu bisa memakai pengaruh dari luar dunia manusia untuk membantu orang yang sakit dan untuk alasan selain ini.  Tidak semua ahli pengobatan yang terkait hal ghaib menganggap sendirinya sebagi dukun.  Misalnya, menurut pendapat responden yang seorang dukun Tenaga Dalam, dia bukan dukun karena tidak memakai mantra-mantra atau alat-alat.  Ini mengarisbawahi kesulitan membuat definisi pengobatan alternatif.  Namun, namanya para pelatih pengobatan yang terfokus studi kasus ini akan dinamakan sebagai ‘dukun’ sepanjang studi lapangan ini.  Alasan ini supaya menyederhanakan informasinya supaya tidak memusingkan pembaca-pembaca.


Pengobatan alternatif bisa menyembuhkan penyakit ‘luar’ maupun penyakit yang ‘tidak luar’.  Ada banyak jenis pengobatan lain baik tradisional maupun modern yang penggunaannya terlibat dengan penyakit luar.  Karena itu pengobatan alternatif yang terkait hal ghaib lebih kenal untuk penggunaan yang terlibat dengan penyakit yang tidak luar.  Dalam kata-kata dukun kebatinan, Bapak Hozmanto (19.09.04) “lahirnya cara medis, batinnya cara alternatif”.  Jurusan batin itu jurusan yang spesialis ahli pengobatan alternatif dan tidak ada banyak yang tahu.  Walaupun jurusan lahir terbanyak tahu” (Hozmanto, pc, 19.09.04)).  Dalam pendek kata pengobatan alternatif yang terkait hal ghaib khusus untuk mengobati korban ‘sakit jiwa’, atau sifat lain yang tergantung pada dunia ghaib untuk menjadi sembuh. 

Di masyarakat Jawa jiwa selalu berhubungan dengan raga atau fisik.  Istilah-istilah ini juga dikenal sebagai batin dan lahir.  Yang mana dipakai tergantung pada jenis pengobatan supranatural yang terfokus.  Misalnya, istilah-istilah pertama terkait dengan pengobatan ‘tenaga dalam’, sedangkan istilah-istilah yang kedua terlibat dengan pengobatan ‘kebatinan’.  Dalam pendek kata, artinya batin atau jiwa termasuk kekuatan-kekuatan dalam dirinya.  Pada sisi yang lain, lahir atau raga termasuk kekuatan-kekuatan dari luar dirinya seperti perlilaku seseorang.  Begitu bahwa jiwa dan raga atau batin dan lahir selalu merupakan satu kesatuan.  Dalam masyarakat Jawa seseorang yang sakit jiwa berarti seseorang yang tidak bisa mengontrol atau menyeimbangan ‘lahir dan batinnya’ (Mulder 1998:87).  Kemudian berikut bahwa seseorang yang tidak bisa melindungi keseimbangan ini, tubuhnya terlalu peka dan terbuka terhadap pengaruh yang kurang baik.  Biasanya pengaruh-pengaruh ini bersumber jin, gangguan roh atau mahkluk lain dari dunia supranatural. 

Istilah ‘lahir’ bersama istilah ‘batin’ tidak khusus untuk bidang pengobatan yang terkait hal ghaib tetapi penting sekali dalam kehidupan sehari-hari seorang yang berbudaya Jawa.  Dalam budaya ini ada kepercayaan ‘Mistik’ yang kuat sekali.  Segala keadaan kehidupan sebetulnya melindungi kesiembangan ini.  Misalnya, sebuah artikel yang diterbit Posmo mengucapkan bahwa tubuhnya bisa lebih mudah dirasukkan jin atau mahkluk lain kalau dua orang bermain seks dan lahir maupun batinnya kurang kuat (Posmo untitled 02.11.04:20).

Pengobatan Yang terkait Hal Ghaib Sebagai Bagian Dari Kepercayaan Mistik

Kepercayaan Mistik menyediakan kesamaan dalam dasar pola-pikir untuk semua jenis pengobatan yang terkait hal ghaib.  Dikatakan dalam artikel Posmo bahwa “sakit misterius hanya ditolong secara mistik pula” maka ahli pengobatan yang berdasarkan metafisikal atau paranormal pada umumnya mempercayai kepercayaan Mistik (Posmo untitled 26.05.01:).  Memang dasar-dasar pola-fikir orang Jawa sangat berbau kepercayaan ini juga.  Kepercayaan Mistik termasuk sebagian dari identitas orang Jawa karena sudah diusahkan sejak zaman dahulu, nenek moyang.  Bahkan presiden-presiden sepanjang sejarah Indonesia yang merdeka memakai kepercayaan mistik untuk menguasai.  Misalnya, presiden Sukarno sering melakukan ritual mistis yang terlibat dengan dunia supranatural (Irul  ‘posmo’ 2.11.04:9).  Lebih lanjut, presiden Soeharto termasuk perhitungan-perhitungan mistis dalam segala kebijakan politiknya (Tommyk ‘Posmo’ 2.11.04:9).

Kalau semua aspek kehidupan dipengaruhi kepercayaan ini kemudian berikut bahwa pengobatan juga dipengaruhi kepercayaan ini juga.  Kepercayaan Mistik mengutamakan tujuan masyarakat untuk tetap mendapat keadaan ‘rukun’ dalam kehidupan dan seluruh kosmos.  Kalau hal ‘rukun’ bisa dicapai kemudian itu terlihat sebagai hawa dari Tuhan (Mulder 1991:89).  Kalau tidak ada kesiembangan, tidak ada ‘rukun’ dan ini bisa terlihat lewat pengaruh jahat dari dunia ghaib.  Situasi ini yang ideal adalah situasi yang bersiembang.  Masih ada hal ‘jahat’, masih ada hal ‘baik’ dan hubungan di antara dunia supranatural dan dunia manusia saling berhubungan.  Manusia yang pokok dalam proses ini bisa menentukan apakah situasi bisa hidup atau tidak lewat perilakunya.  Akan tetapi manusia harus mengakui bahwa ada yang lebih kuasa dari pada manusia dalam dunia itu alias Tuhan atau Allah. 


Manusia harus memilihara perilakunya dan tindakan supaya setuju dengan ‘rukun’.  Seperti sudah disebut, seseorang bisa mendapat kontrol dirinya kalau mendapatkan keseimbangan batin dan lahirnya.  Kemudian tidak ada kekacauan dalam masyarakat maka tidak ada alasan untuk kekacauan di dunia lain.  Pada pihak yang lain, kalau orang tidak memilahara perilakunya lalu ini menyebabkan kekacauan dalam kosmos ini.

No comments:

Post a Comment