Sistem pendidikan model distance learning memberikan kesempatan yang luas bagi perawat untuk bisa mengakses perkembangan-perkembangan ilmu keperawatan yang muncul. Beragamnya tingkat pendidikan perawat di Indonesia dan berdasarkan letak g
eografis Indonesia, maka distance learning bisa menjadi alternati
f bagi dunia keperawatan baik bagi perawat maupun mahasiswa keperawatan untuk secara fleksibel, bisa dilakukan kapan saja dan dimanapun.
Sesuai dengan pendapat Alisjahbana I. (1966) bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “Saat itu juga (Just on Time)”. Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan inter-disipliner (Departemen dalam Negeri RI, 2006). Dengan model distance learning perkembangan ilmu keperawatan terbaru, pembelajaran tindakan keperawatan dapat selalu diikuti dalam arti selalu up to date.
Bagi yang telah melaksanakan distance learning telah mendapatkan beberapa fakta yang menguatkan manfaat dari model pembelajaran tersebut. Peneliatian yang dilakukan Rr. Tutik Sri Hariyati tahun 2005 pada mahasiswa FIK UI didapatkan hasil dari 253 responden dengan deskripsi: 116 mahasiswa reguler, 110 mahasiswa ekstensi, dan 16 mahasiswa pasca sarjana menunjukan 60,7% mengatakan saat ini metode pembajaran saat ini masih banyak yang menggunakan ceramah, 61,9% menyatakan metode aktiv learning lebih menyenangkan, dan 49,2 % menyatakan lebih menarik apabila diberikan dengan media yang menunggunakan teknologi informasi. Terkait pelaksanaan distance learning (DL), 50,4% menyatakan setuju apabila DL diterapkan di FIK dan 54,4% menyatakan DL bisa diterapkan di FIK. Terkait kesiapan infrastruktur 43,7 % responden mengatakan FIK masih belum siap untuk pelaksanaan DL.
Dari hasil penelitian di atas menunjukkan model pembelajaran distance learning menyenangkan karena mahasiswa atau peserta didik bisa secara aktif dan mengembangkan kemampuan disertai materi yang dilengkapi dengan media menggunakan teknologi informasi. Keberhasilan model pembelajaran distance learning terkait dengan kesiapan dari infrastruktur.
Faktor utama dalam distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahsisny. Namun demikian, dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan bulletin board.
Di luar negeri, khususnya di negara maju, pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari. Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia (pensiunan). Beberapa tahun yang lalu pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi dengan materi audio dan video.
Saat ini hampir seluruh program distance learning di Amerika, Australia dan Eropa dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan oleh Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, menyatakan bahwa computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30% pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah (Departemen dalam Negeri RI, 2006).
Dengan perkembangan program distance learning di Indonesia dan luar negeri perkembangan ilmu pengetahuan keperawatn dan tindakan keperawatan bisa diakses untuk mengembangkan diri.
Tuntutan belajar/peningkatan kemampuan diri perawat/ mahasiswa keperawatan di masa yang akan datang bersifat terbuka dan dua arah, multi disipliner serta terkait pada produktifitas kerja ”saat itu juga” dan kompetitif. Teknologi informasi dan telekomunikasi dengan murah dan mudah akan menhilangkan batasan-batasan ruang dan waktu yang selama ini membatasi duania pendidikan. Kondisi yang terjadi dengan pelaksanaan distance learning antara lain : 1) Perawat/mahasiswa perawat dapat dengan mudah mendapatkan pembelajaran/pelatihan dari manapun tanpa terbatas pada batasan institusi dan negara, 2) Perawat/mahasiswa perawat dapat dengan mudah belajar dari pakar di bidang yang diminati, 3) Pembelajaran dapat diakses dari perbagai penjuru dunia. Tentunya pelaksanaan program distance learning hendaknya diimbangi dengan kesiapan infrastruktur yang akan menunjang kelacaran pelaksanaan program.
No comments:
Post a Comment