Untuk memahami perancangan sistem pakar, perlu dipahami mengenai siapa
saja yang berinteraksi dengan sistem. Menurut Turban (1995), terdapat tiga
orang yang terlibat dalam lingkungan sistem pakar, yaitu:
1.
Pakar (Domain
Expert)
Pakar adalah orang yang
memiliki pengetahuan khusus, pendapat, pengalaman dan metode, serta kemampuan
untuk mengaplikasikan keahliannya tersebut guna menyelesaikan masalah.
2.
Pembangun Pengetahuan (Knowledge Engineer)
Pembangun Pengetahuan (Knowledge engineer) adalah orang yang
membantu pakar dalam menyusun area permasalahan dengan menginterprestasikan dan
mengintegrasikan jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan,
menggambarkan analogi, mengajukan counter
example dan menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual.
3.
Pemakai (User)
Sistem pakar memiliki beberapa pemakai, yaitu: pemakai bukan pakar,
pelajar, pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan menambah basis pengetahuan,
dan pakar.
2.1.6.
Komponen
Pembuat Sistem Pakar
Sistem pakar sebagai sebuah program yang difungsikan untuk menirukan
pakar manusia harus bisa melakukan hal-hal yang dapat dikerjakan oleh seorang
pakar. Untuk membangun sistem yang seperti itu maka komponen-komponen yang
harus dimiliki adalah sebagai berikut (Giarratano dan Riley, 2005):
1.
Antar Muka Pengguna (User Interface)
Sistem pakar menggantikan seorang pakar dalam suatu situasi tertentu,
maka sistem baru menyediakan pendukung yang diperlukan oleh pemakai yang tidak
memahami masalah teknis. Sistem pakar juga menyediakan komunikasi antara sistem
dan pemakainya, yang disebut sebagai antar muka. Antar muka yanpg efektif dan
ramah pengguna (user-friendly)
penting sekali terutama bagi pemakai yang tidak ahli dalam bidang yang diterapkan
pada sistem pakar.
2.
Basis Pengetahuan (Knowledge
Base)
Basis pengetahuan merupakan kumpulan pengetahuan bidang tertentu.
Pengetahuan ini diperoleh dari akumalasi pengetahuan pakar dan sumber-sumber
pengetahuan bersifat dinamis, bisa berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan
ini disebabkan karena pengetahuan selalu bertambah, terupdate. Pada sistem
pakar basis pengetahuan terpisah dari mesin inferensi. Pemisahan ini bermanfaat
untuk pengembangan sistem pakar secara leluasa disesuaikan dengan perkembangan
pengetahuan pada suatu domain. Penambahan dan pengurangan dapat dilakukan pada
basis pengetahuan ini tanpa mengganggu mesin inferensi.
3.
Mesin Inferensi (Inference
Machine)
Mesin inferensi merupakan otak dari sistem pakar, berupa perangkat lunak
yang melakukan tugas inferensi penalaran sistem pakar, biasa dikatakan sebagai
mesin pemikir (Thinking Machine).
Pada prinsipnya mesin inferensi inilah yang akan mencari solusi dari suatu
permasalahan. Mesin inferensi sesungguhnya adalah program komputer yang menyediakan
metodologi untuk melakukan penalaran tentang informasi pada basis pengetahuan
dan pada memori kerja, serta untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulan. Komponen
ini menyajikan arahan-arahan tentang bagaimana menggunakan pengetahuan dari
sistem dengan membangun agenda yang mengelola dan mengontrol langkah-langkah
yang diambil untuk menyelesaikan masalah ketika dilakukan konsultasi. Didalam
mesin inferensi ini terdapat agenda, yaitu daftar prioritas aturan yang dibuat
oleh mesin inferensi, yang polanya dipenuhi oleh fakta atau objek dalam memori
kerja.
4.
Memori kerja (Working
Memory)
Merupakan bagian dari sistem pakar yang menyimpan fakta-fakta yang
diperoleh saat dilakukan proses konsultasi. Fakta-fakta inilah yang nantinya
akan diolah oleh mesin inferensi berdasarkan pengetahuan yang disimpan dalam
basis pengetahuan untuk menentukan suatu keputusan pemecahan masalah.
Konklusinya bisa berupa hasil diagnosa, tindakan dan akibat.
Untuk menjadikan sistem pakar menjadi lebih menyerupai seorang pakar yang
berinteraksi dengan pemakai, maka dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:
1.
Fasilitas Penjelasan (Explanation Facility)
Proses penentuan keputusan yang dilakukan oleh mesin inferensi selama
sesi konsultasi mencerminkan proses penalaran seorang pakar. Karena kadangkala
pemakai bukanlah ali dalam bidang tersebut, maka dibuatlah fasilitas
penjelasan. Fasilitas penjelasan inilah yang dapat memberikan informasi kepada
pemakai mengenai jalannya penalaran sehingga dihasilkan suatu keputusan. Bentuk
penjelasan dapat berupa keterangan yang diberikan setelah suatu pernyataan
diajukan, yaitu penjelasan atas pertanyaan mengapa, atau penjelasan atas
pertanyaan bagaimana sistem mencapai konklusinya.
2.
Fasilitas Akuisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition Facility)
Pengetahuan pada sistem pakar dapat ditambahkan kapan saja pengetahuan
baru diperoleh atau saat pengetahuan yang sudah ada sudah tidak berlaku lagi.
Hal ini dilakukan sehingga pemakai akan menggunakan sistem pakar yang komplit
dan sesuai dengan perkembangan. Untuk melakukan proses penambahan ini sistem
pakar dilengkapi dengan fasilitas akuisi pengetahuan. Dengan adanya fasilitas
ini pada sistem, maka seorang pakar akan dengan mudah menambahkan pengetahuan
ataupun kaidah baru pada sistem pakar.
No comments:
Post a Comment