Penulis Sejarah Islam

Para Penulis Sejarah Islam sangatlah banyak terlebih zaman dahulu, seperti Harun Nasution, Muhammad Yahya, Buya Hamka.

Penulis sejarah Islam dapat dibagi menjadi tiga: 
    http://peluangusahamakro.blogspot.com/
  1. Penulis sejarah yang dari awal tidak mampu bersikap obyektif dan telah menampakkan kepemihakannya kepada kepentingan tertentu.
  2. Penulis sejarah yang selektif. Mereka ini dalam menerima informasi sejarah (khabar) yang bernada miring, terlebih dahulu mengukurnya dengan standar al-Qur’an dan al-Sunnah, khususnya yang berkaitan dengan watak dan karakter sahabat Nabi saw. Bila berita tersebut menyimpang jauh dari petunjuk al-Qur’an dan ucapan Nabi, mereka tidak segan-segan menolaknya. 
  3. Ada penulis sejarah yang menempuh metode lain. Dalam menyikapi berita-berita miring dari para ikhbariyyin syi`ah dan khawarij, mereka menerima sebagian khabar-khabar itu untuk dimuat dalam kitab-kitab mereka, bukan untuk mereka yakini kebenarannya, tetapi sekadar menyajikannya sebagai informasi, si A berkata begini, si B berkata begitu... Mereka, dengan ilmunya dan kejeliannya, sudah mengetahui mana berita yang benar dan mana yang palsu dan dibuat-buat. Khabar-khabar itu mereka paparkan dengan menyebutkan mata rantai sumber berita itu yang lazim disebut isnad dalam ilmu hadits. 
Secara tanggung jawab moral, mereka, para penulis sejarah tadi, sudah terlepas tugas dan tanggungjawabnya. Karena, suatu berita kendatipun diragukan kebenarannya, selama disebut narasumbernya, maka tanggungjawab penulis sudah lepas. Ada semacam kaidah dalam ilmu hadits, ‘barangsiapa yang telah menyebutkan isnadnya, berarti telah lepas tanggungjawabnya’. Tanggungjawabnya sekarang ada di pundak pembaca. Pembaca harus mempelajari kebenaran berita itu dengan metode pelacakan validitas si pembawa berita (ikhbari).

Sekian sekilas tentang Penulis Sejarah Islam semoga bermanfaat untuk pembaca.

No comments:

Post a Comment